WahanaNews.co | Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk memanen air hujan yang turun sebagai langkah memitigasi kemarau kering yang diprediksi terjadi sepanjang tahun ini.
"Mulai saat ini mumpung hujannya masih ada, kami sampaikan agar seluruh pihak dan seluruh masyarakat berupaya bersama dengan pemerintah daerah memanen air hujan," ujarnya di Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Baca Juga:
BMKG: Kemarau 2025 Tidak Seekstrem 2023, Tapi Kesiapsiagaan Tetap Diperlukan
Dwikorita menjelaskan, fenomena El Nino lemah yang terjadi tahun ini menyebabkan kondisi kemarau yang lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir.
Situasi itu, kata dia, bisa mengakibatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, sehingga pencegahan harus dilakukan sejak dini sebagai bentuk antisipasi.
Menurutnya, air hujan yang telah turun sejak tahun lalu sampai sekarang jangan langsung dialirkan ke sungai dan laut, tetapi dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memenuhi waduk, embung, dan kolam-kolam.
Baca Juga:
Musim Kemarau rawan Kebakaran, Kapolres Subulussalam Imbau Masyarakat Cegah Karhutla
BMKG sendiri, kata dia, telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan modifikasi cuaca saat terjadi kemarau kering.
Teknologi modifikasi cuaca itu dilakukan dengan menyemai garam bila awan hujan sudah berada dekat waduk, sehingga hujan segera turun masuk ke dalam waduk.
"Waduk-waduk diisi penuh jangan sampai awannya lewat saja, sehingga kalau turun nanti membanjiri tempat lain. Tetapi mumpung mendekat ke waduk (hujan) dipaksa turun, sehingga saat turun jatuhnya tepat masuk ke danau agar bisa disimpan," kata Dwikorita.