WahanaNews.co | Rencana pemerintah memberikan vaksin dosis ketiga untuk para
tenaga kesehatan dianggap langkah yang tepat.
Perlu ada perlindungan tambahan bagi
garda terdepan penanganan Covid-19 yang masif ini.
Baca Juga:
PPKM Berakhir Hari Ini, Diperpanjang Lagi Gak Ya?
Para nakes menjadi kalangan yang
paling rentan terpapar Covid-19.
Kabar baiknya, vaksin Moderna yang
rencananya tiba besok di Indonesia, akan disuntikkan kepada 1,47 juta tenaga kesehatan sebagai vaksin booster.
Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar
Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Adib Khumaidi SpOT, menyebut, jumlah dokter yang meninggal karena
Covid-19 kini melonjak nyaris tujuh kali lipat.
Baca Juga:
Selama PPKM Darurat, Penerimaan Pajak Kota Bogor Hingga Agustus Baru 30%
Tren kematian dokter akibat Covid-19
sempat turun pada Februari lalu, bahkan pada Mei
mencatatkan angka terendah.
Namun, setelah
itu, kembali meroket.
Hingga memasuki pertengahan Juli 2021
ini, sudah ada 458 dokter yang meninggal akibat Covid-19, berdasarkan data Tim Mitigasi PB
IDI.
"Yang perlu menjadi perhatian, memang, di bulan Februari itu sudah turun, karena peningkatannya
terus terang (terjadi) di bulan Januari," ungkapnya, dalam
konferensi pers Lapor Covid-19, Jumat
(9/7/2021).
"Januari itu ada 25 (kasus kematian
dokter akibat Covid-19], kemudian Februari (31), Maret (16), April (8), Mei (7), dan langsung naik pada bulan Juni (48), jadi hampir 7 kali lipat, kemudian
di bulan Juli saja sudah 35, ini masih tanggal 9 ya," sambungnya.
Adib menyoroti peningkatan kasus rawat
inap dan jumlah kematian nakes yang kemudian berdampak pada pelayanan
kesehatan.
Meskipun banyak tenaga kesehatan yang
terpapar Covid-19 tanpa gejala. Namun, jumlah dokter yang membutuhkan perawatan
rupanya jauh lebih tinggi dibandingkan Desember hingga Januari.
"Yang menjadi perhatian kita saat ini
kondisi yang terjadi banyaknya teman-teman nakes yang dirawat jauh lebih banyak
daripada bulan Desember Januari," tegas dia.
Belum Divaksin
Lonjakan kasus Covid-19 pada nakes
juga sempat terjadi di Kudus.
Ada 813 nakes terpapar Covid-19, dan sekitar 70 di antaranya adalah
dokter.
Meski begitu, ada 200-an dokter yang
memerlukan perawatan, sementara lainnya menjalani isolasi mandiri.
Lebih jauh Adib mengatakan, dari 86 dokter yang meninggal akibat Covid-19 per 24 Juni, 41% di
antaranya belum disuntik vaksin Corona.
"Jadi kalau di tanggal 24 Juni itu ada
86 dokter yang meninggal, yang total vaksin lengkap itu 17 orang. Kemudian yang
vaksin baru satu dosis empat orang, jadi 24 persen total orang yang sudah
divaksin," sebut Adib.
"Nah menariknya lagi, dari data 86 itu, itu ada sekitar 41% memang belum divaksin,
memang 35 persennya masih kita cari info lebih lanjut. Memang ini agak
mengherankan buat kami juga. Apakah memang ada hal-hal yang membuat mereka
tidak bisa divaksin? Apakah ada faktor komorbid atau mungkin pada saat divaksin
itu sedang sakit, sehingga data yang kita dapatkan seperti itu," jelasnya.
Sementara laporan dokter yang
meninggal di awal Juni hingga awal Juli belum diketahui apakah didominasi
mereka yang sudah vaksin Covid-19.
"Ini lagi kita telusuri di awal juni
sampai awal juli, sepertinya sebagian besar sudah divaksin tapi kan kita harus
lihat secara objektif. Jadi sementara data yang kita sampaikan seperti itu,"
pungkasnya. [dhn]