Selain agar tidak menular ke keluarga pengidap, karantina juga diharapkan bisa menjadikan pasien pengidap TBC disiplin meminum obat karena pengobatan TBC berlangsung dalam waktu enam bulan dengan minimal dua bulan penuh sampai obatnya bereaksi.
“Arahan Bapak Presiden, selama dua bulan ini coba disiapkan karantina khusus lah. Tapi kalau bisa dekat dengan masing-masing lokasi di mana terjadi tuberkulosis ini. Jadi, selama dua bulan dia tidak menularkan keluarganya, dimasukin ke karantina khusus, saya disuruh kerja sama dengan Menteri PUPR [Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat] di bawah koordinasi Menko PMK [Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan], agar bisa tidak menular dan diberikan obat dipastikan dua bulan dia minum obat terus,” ujarnya.
Baca Juga:
Lindungi Konsumen, BPOM Susun Regulasi Baru untuk Influencer
Kemudian terkait vaksinasi, pemerintah saat ini tengah melakukan kajian untuk mendatangkan vaksin TBC baru karena vaksin BCG efektivitasnya dinilai rendah. Menurut Menkes, saat ini Indonesia telah berpartisipasi aktif dengan organisasi dunia dan telah ada tiga potensi vaksin baru yang akan pemerintah datangkan.
“Yang paling dekat adalah vaksin yang ditemukan oleh GlaxoSmithKline (GSK), kemudian diambil alih oleh Bill and Melinda Gates Foundation, sekarang sedang dalam proses untuk melakukan clinical trial di Indonesia, bekerja sama Kemenkes dengan UI [Universitas Indonesia] dan Universitas Padjajaran, dengan BPOM,” ujarnya. Demikian dilansir dari laman setkabgoid, Rabu (19/7). [jp/jup]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.