WahanaNews.co | Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan, pemulihan ekonomi Indonesia terjaga terutama dengan meredanya atau makin baiknya penanganan Covid-19 dan pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat. Kondisi tersebut memungkinkan aktivitas ekonomi terus pulih.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat didukung oleh konsumsi masyarakat atau rumah tangga, kegiatan investasi, serta dukungan belanja Pemerintah,” ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II Tahun 2022 secara daring, Rabu (13/4/2022).
Baca Juga:
Menkeu: Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP
Lebih lanjut Menkeu menjelaskan, indikator ekonomi hingga Maret 2022 tercatat baik seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan eceran, penjualan kendaraan bermotor, semen, serta konsumsi listrik.
Bahkan dari sisi eksternal, surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 meningkat mencapai USD3,83 Miliar.
Capaian ini didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas terutama dengan meningkatnya harga komoditas global seperti batu bara, besi dan baja, serta CPO.
Baca Juga:
Sri Mulyani Minta Pemangkasan 50% Anggaran Perjalanan Dinas, Ini Instruksinya
Namun, Sri Mulyani menambahkan, terdapat tekanan pada investasi portofolio sehingga mengalami net outflow sebesar USD1,3 Miliar sampai dengan 31 Maret 2022. Meski demikian, tekanan ini relatif lebih rendah dibandingkan emerging market lainnya.
Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia pada Maret 2022 mencapai USD 139,1 Miliar atau setara pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri Pemerintah. Cadangan devisa ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Sementara itu nilai tukar rupiah Indonesia pada triwulan I 2022 tetap terjaga dan mengalami sedikit depresiasi sebesar 0,33% dibandingkan posisi akhir tahun 2021.