“WK Rokan saat ini dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang telah berhasil menjalankan program pengeboran yang masif dan agresif sehingga bisa menahan laju penurunan alamiah serta sekaligus meningkatkan produksi migas,” ungkap Fadjar.
Menurut Fadjar, produksi minyak WK Rokan saat alih kelola tercatat 158,7 MBOPD dan kini meningkat menjadi 167.270 barel setara minyak per hari (BOEPD).
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Satu tahun pasca alih kelola, Pertamina melalui PHR berhasil melakukan 370 pengeboran atau lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya.
Yaitu 105 pengeboran sumur dengan eksekusi 15.000 kegiatan Work Over (WO) dan Well Intervention Well Services (WIWS) yang menyerap 60% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk menggerakkan perekonomian nasional.
PHR WK Rokan mencatatkan lifting migas hingga akhir 2023 sekitar 59 juta barel. Pencapaian ini merupakan sebuah peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya yakni di posisi 57,3 juta barel.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Pada tahun 2024 PHR terus meningkatkan produksi migas dengan melakukan pengeboran yang terintegrasi untuk menghadirkan sumur minyak yang berkualitas, efisien, andal dan selamat.
Sebanyak 570-an sumur akan ditajak guna menambah cadangan minyak nasional di WK Rokan.
Selain itu, Pertamina menjalankan transformasi digital di PHR yang berkontribusi pada peningkatan produksi dan keandalan operasi.