Oleh sebab itu, kebijakan ini dianggap melengkapi kebijakan penghapusan UN sebelumnya yang membuat guru lebih leluasa dalam mengajar.
“Sekarang kalau satu materi siswa belum paham dengan baik, guru tidak harus melanjutkan materi berikutnya. Kalau dulu fokusnya harus menghabiskan materi, sekarang bagaimana materi itu dipahami siswa.”
Baca Juga:
Kemendikbudristek: Jalur Mandiri Tetap Ada Karena Amanat UU
Namun di sisi lain, Mansur mengakui tantangan terbesar bagi para guru adalah mengubah metode dan paradigma mengajarnya.
“Memang harus kita akui bahwa masih ada guru yang menggunakan pola lama, hanya menerangkan, latihan soal, mengikuti buku tanpa memedulikan pemahaman siswa,” kata Mansur.
“Tapi sebenarnya tidak ada kompetensi khusus yang dibutuhkan sebenarnya untuk melaksanakan metode ini, tinggal guru-guru ini mempelajari saja bahwa paradigma pembelajaran sekarang sudah berubah.”
Baca Juga:
Kemendikbudristek Apresiasi Tokoh & Tenaga Pemugar Candi Borobudur
Bagaimana tanggapan orang tua siswa?
Yoga Nugraha, 42, salah satu orang tua siswa yang tengah duduk di bangku kelas 12 SMA, mengaku masih bingung dengan perubahan sistem seleksi masuk perguruan tinggi ini.
Sejauh ini, Yoga mempersiapkan anaknya untuk masuk perguruan tinggi dengan pola yang biasanya dilakukan banyak orang tua pada tahun-tahun sebelumnya.