Menurut Rahayu, setiap survei perlu gambaran mendalam.
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan ke responden juga, menurutnya, seharusnya diperdalam.
Baca Juga:
Usulan Polri di Bawah Struktur Kemendagri Ditolak Tito Karnavian
Sebab, jika beda kalimat dalam pertanyaan itu bisa juga berbeda jawabannya.
"Dan yang menarik disampaikan misalnya soal approval rating dari Pak Jokowi, itu data yang disampaikan beda dengan yang biasanya kami dapatkan, approval beliau itu biasanya paling tinggi misalnya dari menginginkan melanjutkan program dan kebijakan beliau, dan itu jadi pertanyaan menarik, apakah itu dijelaskan kebijakan apa yang dimaksud, contoh-contohnya apakah digunakan atau tidak, atau hanya simple as 'Mau melanjutkan program beliau atau tidak', nah itu kan perspektif orang bisa berbeda-beda," kata Rahayu.
Rahayu juga mengaku setuju dengan pandangan Ono Surono terkait pemilih PDIP dan Ganjar Pranowo.
Baca Juga:
PDIP Bantah Alwin Jabarti Kiemas Keponakan Megawati
Menurutnya, yang menentukan maju atau tidaknya seseorang bukan pribadi, tetapi partai.
"Memang menjadi pertanyaannya terbesar seperti tadi Mas Ono sampaikan, yang ditanyakan sangat one dimensional, semuanya berdasarkan kalau pak Ganjar yang maju, itukan yang memiliki keputusan bukan beliau, bukan masyarakat, tapi kepada PDIP maupun juga partai-partai yang lainnya, dan itu sangat tergantung juga, bahkan istilahnya kami pun dari Gerindra walaupun sudah mengakui pak Prabowo capres dengan koalisi PKB, tentunya masih harus menunggu dinamika yang masih terjadi saat ini dengan pencapresan dan pencawapresan istilahnya, yang masih jadi pertimbangan partai lain," pungkas Rahayu. [rgo]