Mereka terdiri drone pilot, visual oberver, GIS Operator dan ground checker, serta pihak yang bekerja di balik layar seperti tim data processing, analisis, visualisasi, hingga advokasi dan publikasi. Setidaknya sejak hari pertama (Selasa, 22/11)) menjalankan misi Gerakan Fly for Humanity telah berhasil melakukan pemetaan udara seluas lebih kurang 2.500 Ha.
Penggagas Gerakan Fly for Humanity, Septian Firmansyah mengatakan, tidak lama berselang setelah gempa pertama dengan magnitudo 5.6 yang mengguncang Cianjur, dirinya langsung melakukan koordinasi dengan tim untuk melakukan respon terhadap bencana ini.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Gelar Rapat Terbatas dari Amerika Serikat, Terkait Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki di Flores Timur
“Tim kami langsung bergerak sejak tanggal 21 November 2022, tiba di lapangan di hari tersebut. Meskipun begitu, pemetaan baru mulai dilakukan tim pertama pada tanggal 22 November 2022,” jelas Septian.
Septian menambahkan, setiap harinya, jumlah relawan yang ikut bergabung dalam Gerakan Fly for Humanity terus bertambah. Mereka pun mulai melakukan koordinasi baik secara daring maupun secara luring, serta membuat patokan berupa area terbang yang disebut Area of Interest (AOI).
“Koordinasi daring dan luring terus kami lakukan, dan kami mengupayakan segera tersedianya peta dampak gempa yang dapat digunakan untuk membantu tim tanggap darurat yang terjun ke lapangan. Selain itu, kami juga berupaya menyediakan peta dampak gempa sesegera mungkin supaya analisis terkait karakter gempa Cianjur dapat secepatnya dilakukan,” ungkap Septian.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
Hingga tulisan ini dibuat, Sabtu, 26 November 2022, proses pemetaan udara masih berlangsung. Hal ini disebabkan oleh luasnya area terdampak gempa bumi Cianjur yang harus dipetakan.
Selain itu, berbagai kendala di lapangan, mulai dari kondisi cuaca, angin, serta padatnya lalu lintas udara, juga menjadi hambatan dalam proses ini.
Proses pemetaan yang dilakukan oleh gerakan Fly for Humanity diharapkan bisa selesai dalam waktu paling lama 10 hari dari sejak terjadinya gempa bumi dan diharapkan dapat membantu membuat keputusan dalam Operasi Tanggap Darurat Bencana gempa bumi Kabupaten Cianjur.