Prabowo menjalani wawancara khusus dan videonya direkam
courtesy DPP Partai Gerindra seperti dilihat pada Senin (12/10/2020). Prabowo memaparkan
pandangannya soal aksi menolak UU Cipta Kerja.
"Saya kira begini, para pemimpin buruh mereka punya
kewajiban untuk membela kepentingan buruh dan kita menyadari sekarang bahwa
negara dalam keadaan susah. Ini sekarang ini pandemi COVID-19 ini sangat
berbahaya. Ini wabah dunia, ini katakanlah menggoncangkan ekonomi dunia. PHK
itu di mana-mana seluruh dunia. Jadi saya paham buruh merasa paling terkena dan
mereka korban daripada ini semua," kata Prabowo.
Baca Juga:
Prabowo dan PM Modi Bahas Kerja Sama Kesehatan hingga Perdagangan
Prabowo menegaskan Presiden Jokowi punya niat baik terhadap
UU Cipta Kerja. Prabowo yakin UU Cipta Kerja bisa menaikkan angka ekonomi.
"Tapi niat pimpinan, Presiden, niat pemerintah justru
ingin segera mengatasi ini. Dan untuk mengatasi ini dicarilah semua upaya dan
kiat untuk mengurangi hambatan-hambatan yang bisa membuat lambat kebangkitan
ekonomi. Dengan COVID-19 ini terjadi penurunan drastis di bidang pariwisata.
Berarti berapa karyawan hotel yang terancam, atau sudah PHK dan di mana-mana
itu," kata Prabowo.
"Kemudian perusahaan-perusahaan jasa lainnya, jasa
angkutan kemudian permintaan juga turun. Ini semua jadi satu. Tapi memang buruh
itu korban. Kita memahami ini, iya kan. Jadi ini kadang-kadang suatu dilema,
katakanlah buah simalakama. Kita mau bantu buruh sekarang dan semua yang sulit
tidak hanya buruh. Ada orang yang tidak di pabrik kerja dia kerja seharian.
Tukang gunting rambut, ada tukang kaki lima soto dan sebagainya. Dengan COVID,
orang takut, tidak belanja," jelas Prabowo.
Baca Juga:
Prabowo Bertemu Para Pemimpin MIKTA di KTT G20 Brasil
Ketua Umum Partai Gerindra itu yakin Jokowi selalu berada di
pihak masyarakat kecil. Prabowo kemudian menyinggung soal kerja sejumlah
pejabat yang terkesan biasa hingga membuat Jokowi marah.
"Nah Presiden itu selalu membela rakyat kecil. Jadi
kalau kita lihat stimulus semua itu kan maksudnya itu. Nah kita mengakui,
Presiden juga marah, beberapa pejabat, beberapa birokrat yang tadi saya
singgung, tidak tanggap bahwa ini keadaan darurat. Jadi mereka itu kerja
mungkin as if situasi biasa, jadi banyak bantuan-bantuan itu kurang cepat
sampai," jelas Prabowo.
Prabowo menyebut orang-orang yang mendemo omnibus law itu
belum membaca secara utuh dan termakan hoaks. Prabowo mewanti-wanti bahwa hoaks
bisa menimbulkan kekacauan.