Mengacu pada data rekapitulasi debit
banjir periode ulang 50 tahunan, setelah pembangunan selesai kedua bendungan
akan mampu mereduksi banjir sebesar 11,9 persen.
Secara total, kapasitas tampung air
adalah 7,73 juta meter kubik dan luas genangan 44,63 hektare sehingga
diharapkan dapat mengurangi banjir hingga 127,22 meter kubik/detik.
Baca Juga:
Luhut Bongkar Strategi Penting Pemerintah Hadapi Pandemi di Hadapan Kabinet Merah Putih
Mengingat proyek ini memerlukan
dukungan pemerintah untuk mengurangi run
off debit air, seluruh pimpinan yang hadir sepakat untuk dilakukan
pembuatan sumur resapan, seperti di daerah milik jalan (damija) sepanjang jalan
tol supaya air tidak dialirkan secara langsung ke sungai, tetapi dibuat sumur
resapan setiap 50 sampai 100 meter.
"Selain untuk menangani banjir,
sumur resapan juga bagus untuk cadangan air yang penting untuk masa depan anak
cucu kita," imbuh Luhut.
Proyek bendungan ini dikelola oleh Balai
Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan dibangun oleh PT Brantas
Abipraya bersama PT Sacna sejak Desember 2016, dan masih
dalam proses pembangunan.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
Proyek tersebut diharapkan selesai
Juli 2021, lebih cepat dari target semula pada Oktober dan Desember 2021, sehingga pengendalian banjir tahun 2021 diharapkan bisa
terlaksana. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.