Dalam wawancara tersebut, Ahok mengaku pernah ditawari jabatan Direktur Utama Pertamina oleh Presiden Jokowi, namun menolaknya. Ia mempertanyakan mengapa tawaran itu datang terlambat.
“Beliau (Jokowi) panggil saya, kali ini disuruh saya jadi Dirut Pertamina. Ya cuman saya bilang kenapa baru sekarang. Kan udah bagus, udah untung. Saya bilang, saya jadi Komut juga saya sudah happy kok, selama Dirutnya mau nurut sama saya kan,” ungkap Ahok.
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa, Tantang Kejagung Lakukan Sidang Terbuka
“Kan nggak pernah rugi, dari rugi terus bisa untung-untung-untung sampai tertinggi itu kan, 4 tahun terakhir kan,” tambahnya.
Ahok menegaskan bahwa dirinya lebih nyaman menjabat sebagai Komisaris Utama dibandingkan sebagai Direktur Utama.
“Terus dia bilang kenapa, saya masih bercanda begini, bukan pak, kalau ada orang lain, orang lain aja pak. Paling enak jadi Komut Pak. Loh kenapa? Saya lagi terapi ini pak. Terapi apa? Terapi main golf, terapi piano, Mandarin, saya les pak,” ujarnya menirukan percakapannya dengan Jokowi.
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa Kejagung, Kasus Korupsi BBM Pertamina Seret Banyak Nama
“Jangan saya pak, lebih baik orang lain aja pak. Karena yang paling bahagia jadi orang itu ada duit ada waktu. Kalau saya jadi Dirut ada duit nggak ada waktu. Makanya saya kurang minat saya bilang,” tandasnya.
Selain itu, pernyataan Ahok pada Februari 2020 juga menjadi sorotan. Dalam wawancaranya dengan media, ia mengaku pernah ditawari posisi Direktur Utama, tetapi tidak diperbolehkan merangkap jabatan di tempat lain.
Saat itu, Ahok mengaku tengah menjalankan bisnis jagung dan ayam, sehingga memilih untuk tidak menerima tawaran tersebut."