Denis tak setuju dengan wacana itu lantaran menurutnya akan merugikan pengemudi dan penumpang ojol.
"Kalau misalnya sekali jalan kita harus bayar sedangkan ongkos ojol aja udah ngepas banget. Ditambah lagi ada ERP itu juga nggak cuma ngerugiin kita doang, ngerugiin customer juga nanti ke depannya," kata Denis.
Baca Juga:
IDEAS: Demo Ojol 20 Mei Diperkirakan Timbulkan Kerugian Rp188 Miliar
Denis pun berharap sistem ERP tidak diterapkan kepada pengendara ojol.
Sebab, kata dia, ojek online juga merupakan kendaraan umum meski tidak berpelat kuning.
"Harapannya ERP-nya ini nggak diterapin ke ojol ya. Ini kan termasuk kendaraan umum juga, walaupun platnya bukan pelat kuning gitu. Kita juga sama-sama bayar pajak, dari ojolnya juga," kata dia.
Baca Juga:
Marhaen di Era Digital : Perjuangan Driver Ojek Online Melawan Penindasan Gaya Baru
"Ke depannya semoga bisa dipertimbangkan lagi," tambahnya.
Menurut Denis, sistem jalan berbayar juga tidak efektif mengurai kemacetan.
Sebab, menurut dia, pengendara akan memilih jalan alternatif untuk menghindari ruas jalan berbayar.