WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah melakukan rotasi dan pelantikan terhadap puluhan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada Selasa, 7 Mei 2025.
Sebanyak 59 pejabat resmi dilantik langsung oleh Gubernur Pramono di Balai Agung. Pelantikan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta masih ditunda, mengingat kedua jabatan tersebut hingga kini masih diisi oleh pelaksana tugas (Plt).
Baca Juga:
Prabowo atau Guterres: Siapa yang Bisa Tuntaskan Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi?
Langkah strategis ini menjadi salah satu indikator kuat dari tata kelola pemerintahan yang semakin membaik di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung bersama Wakil Gubernur Rano Karno.
Hubungan antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat terjalin harmonis, menciptakan iklim pemerintahan yang stabil dan produktif.
Keharmonisan ini tidak hanya tampak dari aspek komunikasi antarpemerintahan, tetapi juga tercermin dalam keberhasilan pengisian jabatan-jabatan struktural penting yang sebelumnya kosong atau hanya dijabat oleh Plt dalam waktu yang cukup lama, bahkan mencapai dua tahun lebih.
Baca Juga:
Usia Kerja PPSU DKI Pramono Bakal Perpanjang Sampai 58 Tahun
Kebijakan pengisian jabatan tinggi pratama yang dilakukan secara cepat, tepat, dan terukur ini menunjukkan komitmen Gubernur Pramono dalam menata kembali sistem birokrasi di Jakarta.
Dari total 59 pejabat yang dilantik, sebanyak 22 jabatan tinggi pratama yang sebelumnya kosong telah terisi. Ini merupakan kemajuan nyata yang tak lepas dari pengalaman dan kepiawaian Pramono Anung, seorang politisi senior dari PDI Perjuangan yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet selama dua periode.
Langkah ini memperlihatkan bahwa Gubernur Pramono tidak hanya mengandalkan kekuasaan formal, tetapi juga mengedepankan pendekatan koordinatif dan kolaboratif dengan pemerintah pusat. Pendekatan ini penting agar roda pemerintahan di ibu kota negara tetap berjalan optimal, terlebih di tengah kompleksitas tantangan yang dihadapi Jakarta sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan sosial budaya nasional.