Jujun S Suriasumantri (1986) menyebut, kekuatan dunia keilmuan bukanlah kekuatan politik melainkan kekuatan moral yang menyuluhi proses pengambilan keputusan politis dengan analisis-analisis keilmuannya.
Penekanan keberadaan ilmu pengetahuan dengan didasarkan ideologi tentu saja berpotensi melahirkan masalah.
Baca Juga:
Saksikan Pengangkatan Duta Pancasila Paskibra Indonesia Kota Bekasi Periode 2025–2028, Ini Pesan Tri Adhianto
Kecenderungan muncul adalah campur tangan dari para penguasa hingga politisi dengan dalih kontrol kekuasaan, ketertiban, dan kestabilan, tetapi belum menjamin punya otoritas keilmuan.
Alih-alih memiliki visi pada kemajuan ilmu pengetahuan, justru yang terjadi adalah pembelengguan terhadap masyarakat ilmiah.
Ia tak ubahnya menjadi lembaga sensor yang bertugas untuk menentukan mana yang sesuai dan tidak. (Joko Priyono, Fisikawan Partikelir; Anggota Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Riset PB PMII 2021-2024)-qnt
Baca Juga:
Wamenag Romo Syafi’i Tegaskan Indonesia Cerah di Era Prabowo-Gibran
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Ilmu, Ideologi, dan Politik Kekuasaan”. Klik untuk baca: https://www.kompas.id/baca/opini/2021/12/02/ilmu-ideologi-dan-politik-kekuasaan.
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.