Hal yang menurut penulis menarik adalah nilai-nilai kebajikan yang umumnya kita dengar saat di sekolah, atau dalam sekolah kehidupan, atau juga dalam pertemuan-pertemuan keluarga, dibuat dalam video pendek dengan variasi yang banyak serta menarik.
Generasi audiovisual serta generasi digital dimanjakan dengan penyebaran luas konten positif seperti ini.
Baca Juga:
Ketua PWI Subulussalam Sebut Peran Pers Pilkada, Mengedukasi Pemulih dan Cegah Berita Hoax
Jika penulis membayangkan bahwa video ini dibuat dan ditujukan kepada kaum muda China, maka kebijakan serta nasihat yang biasanya diberikan orangtua atau keluarga besar, kini beralih disampaikan lewat video-video pendek ini.
Satu tokoh bisa memerankan peran berbeda-beda dari film ke film, tetapi tetap satu dua tokoh tertentu yang selalu dianggap sebagai pahlawan, malaikat kebaikan, ataupun dewa penolong.
Penulis tak memiliki informasi memadai tentang bagaimana proses produksi yang dilakukan oleh akun-akun di atas, mengingat China termasuk yang banyak melakukan sensor atau pemblokiran atas media sosial dari luar China.
Baca Juga:
Foto-Video Mesra Khenoki Waruwu dan Kadis Pariwisata Beredar di Medsos, Plt. Bupati Nias Barat: Memalukan!
Namun, konten dari akun-akun itu menarik dicermati walaupun sering terselip iklan-iklan produk di dalamnya.
Dari akun-akun itu, penulis jadi berpikir mengapa di Indonesia belum ada yang membuat video-video pendek yang menekankan pesan-pesan penting dengan cara yang menarik, dengan bungkusan cerita yang memikat dan dengan pesan yang sederhana.
Indonesia pasti bukanlah China dengan berbagai masalah yang perlu juga ditampilkan, mulai dari mempromosikan keberagaman, toleransi, antikorupsi, menjaga lingkungan, hingga menjaga kebersihan.