Namun, tetap saja, menurut saya saat itu seorang Mike Tyson telah menjadi raksasa baru di dunia tinju.
Dengan rekor 37 kali menang tanpa sekali pun kalah, Tyson juga digadang-gadang sebagai calon petinju kelas berat terbaik sepanjang sejarah, bahkan mengalahkan Muhammad Ali, meskipun saya kurang demen.
Baca Juga:
Tayang di Netflix 20 Juli 2024, Mike Tyson Bakal Duel dengan Youtuber Jake Paul
Douglas, dengan rekor 29-4-1 (19 KO), tentu dianggap lawan yang tidak seimbang.
Apalagi Douglas juga sempat dipertanyakan karena ia pernah undur diri dari laga melawan Tony Tucker pada 1987.
Saking tidak imbangnya, waktu itu kabarnya hanya ada satu kasino di Las Vegas yang mau menerima taruhan untuk laga tersebut.
Baca Juga:
Naik Pitam, Mike Tyson Ancam Canelo jika Berani Sentuh Lionel Messi
Bagi promotor Tyson saat itu, Don King, pertarungan melawan Douglas juga sebenarnya hanya dianggap sebagai cara mudah untuk mengumpulkan pundi-pundi uang sebesar US$ 6 juta.
Petinju berusia 29 tahun yang sering dipanggil dengan julukan “Buster” itu dianggap bukan siapa-siapa dan tidak membahayakan karier si Leher Beton.
Apalagi Tyson juga sudah memiliki kesepakatan untuk bertarung dengan Evander Holyfield pada musim panas selanjutnya di Atlantic City di New Jersey, sebagai pertarungan Tyson sebenarnya.