Penambahan anggaran tersebut berbanding terbalik dengan penanggulangan kemiskinan yang justru mengalami perlambatan.
Selain itu, kebijakan proteksi sosial seperti pemberian bantuan sosial tidak secara langsung mengatasi kemiskinan secara agregat, namun setidaknya dapat membantu masyarakat miskin menghadapi risiko kejutan pendapatan (income shocks), apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Baca Juga:
Penjabat Gubernur Gorontalo Minta Pemkab Tingkatkan Sektor Perdagangan Pertanian Daerah
Pada prinsipnya, pemberian bantuan sosial sebagai instrumen penanggulangan kemiskinan bukanlah suatu kesalahan.
Meskipun dituduh populis dan transaksional secara politis, bantuan sosial jika terintegrasi dengan baik dan tepat sasaran terbukti mampu untuk menangani kemiskinan dan mengurangi kesenjangan.
Pemberian bantuan sosial jika dikombinasikan dengan peningkatan produktivitas ekonomi dan paket kebijakan pro-kemiskinan dapat menghasilkan kesejahteraan secara agregat.
Baca Juga:
Penjabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin Ingin Atasi Masalah Kemiskinan Ekstrem Segera
Kombinasi yang demikian telah dilaksanakan oleh Pemerintah China dalam beberapa dekade.
Sebagai penutup, faktor unik yang membuat China berhasil menumbuhkan ekonomi dan menekan kemiskinan secara masif adalah kesinambungan pembangunan.
Tentu hal ini terjadi karena sistem pemerintahan partai tunggal yang dijalankan oleh China sehingga kebijakan dan pembangunan yang dilakukan oleh rezim satu dan rezim lainnya memiliki benang merah yang kuat.