Risiko yang lain, terowongan runtuh, paparan gas serta debu beracun, dan kebakaran. Keadaan itu dapat mengecam keselamatan pekerja serta membatasi penciptaan jika dicoba manual.
Dalam dekat 15 tahun terakhir semenjak pembedahan tambang dasar tanah dimulai, tercatat 11 peristiwa berujung tewasnya pekerja, di antara lain pada 2013 terdapat 2 karyawan wafat sebab semburan lumpur basah di dalam terowongan di DMZL.
Baca Juga:
Pemko Medan Gelar Seminar Pemanfaatan Sumur Laluan untuk Atasi Genangan Air Hujan
Dengan risiko tersebut, kata Senior Vice President Underground Mine PTFI Henky Rumbino, industri berpikir untuk mengoperasikan perlengkapan berat dari tempat nyaman. Konsepnya menghasilkan operator dari terowongan, namun perlengkapan senantiasa bekerja. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.