Mutakhir, beberapa tahun belakangan ini, kecerdasan buatan ‘artificial intelligence’ (AI) telah berkembang pesat dan berdampak besar pada banyak aspek kehidupan. AI dapat didefinisikan sebagai kemampuan mesin untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Dalam bidang pendidikan, AI dapat membantu banyak hal, seperti meningkatkan proses pembelajaran dan menyesuaikan pengalaman belajar. Dampak AI pada pendidikan akan dibahas dalam tulisan ini.
Bidang yang memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, diantaranya, adalah pendidikan. AI dapat mengubah cara pendidikan disampaikan, dievaluasi, dan dibuat kurikulum. Personalisasi pembelajaran adalah efek utama AI pada pendidikan. Menggunakan kecerdasan buatan, pengajar dapat menyesuaikan pengalaman belajar dengan kebutuhan unik setiap siswa. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembelajaran dan memungkinkan siswa belajar secara lebih efisien. Selain itu, AI dapat meningkatkan aksesibilitas pendidikan. Dengan bantuan kecerdasan buatan, pendidikan jarak jauh (e-learning) dapat memberikan pendidikan berkualitas tinggi kepada siswa yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan fisik. Kecerdasan buatan juga dapat membantu guru dalam manajemen pembelajaran, seperti mengelola data siswa, menjadwal pelajaran, dan memberikan saran untuk meningkatkan kinerja siswa. Selain itu, AI dapat mengotomatisasi tugas administratif, memungkinkan guru untuk berkonsentrasi pada aspek penting lainnya dari proses pembelajaran.
Baca Juga:
Jawab Perkembangan AI di RI, Stafsus Presiden: Dibutuhkan Regulasi
Sektor pendidikan, ada beberapa jenis kecerdasan buatan yang digunakan. Machine learning merupakan teknik, dimana sistem komputer dapat secara otomatis belajar dari pengalaman dan data untuk meningkatkan kinerjanya. Deep learning adalah cabang dari machine learning dan menggunakan jaringan saraf tiruan dengan banyak lapisan untuk memahami dan menganalisis data yang kompleks. Dan, pemrosesan bahasa alami adalah kemampuan komputer untuk memahami, memproses, dan menghasilkan bahasa manusia. Adapun beberapa jenis AI yang digunakan adalah: ChatGPT, Copy.ai, Luminar AI, Oracle, Dall-e, Lalal-ai, dan Outmatch.
Metode AI dalam pendidikan juga dapat membantu menemukan dan menghentikan plagiat. AI meningkatkan integritas akademik dalam dunia pendidikan dengan memeriksa apakah karya siswa mirip dengan sumber online lainnya. Kecerdasan buatan dapat membantu dalam pengembangan kurikulum dengan membuat kurikulum yang lebih relevan dan responsif terhadap zaman. Data yang dibuat oleh AI dapat digunakan untuk menyesuaikan kurikulum untuk memenuhi persyaratan dan keinginan masa depan.
Selain memiliki potensi positif yang luar biasa, kecerdasan buatan juga menghadirkan tantangan saat diterapkan. Berbagai resiko/konsekuensi bisa saja hadir dalam pemanfaatan AI di dunia pendidikan. Pendidikan dapat menjadi lebih efektif, efisien, interaktif jika pengelolaannya tepat. Untuk memaksimalkan pemanfaatan AI untuk pendidikan, perlu diperhatikan berbagai hal agar tidak menimbulkan persoalan baru di kemudian hari.
Baca Juga:
Bos NVIDIA Ungkap AI Bisa Jadi Senjata RI Genjot Pertanian
Dampak Positif AI bagi Perguruan Tinggi
1. Peningkatan Efisiensi Administrasi
AI dapat membantu dalam pengelolaan administrasi perguruan tinggi seperti pengaturan jadwal, administrasi keuangan, dan manajemen data mahasiswa. Hal ini mengurangi beban kerja administratif dan memungkinkan staf fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis.
2. Pembelajaran Adaptif
Sistem AI dapat memberikan pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu mahasiswa. Melalui analisis data, AI dapat merekomendasikan materi tambahan atau metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman mahasiswa.
3. Peningkatan Pengalaman Mahasiswa
Berkat AI, perguruan tinggi dapat menawarkan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan terlibat, misalnya dengan menggunakan tutor AI atau platform e-learning yang dikustomisasi.
4. Penelitian dan Inovasi
AI mendukung penelitian ilmiah dengan analisis data yang kompleks dan prediksi berbasis data. Ini dapat mempercepat proses penemuan baru dan inovasi di berbagai bidang ilmu.
Lima Dampak Negatif AI bagi Perguruan Tinggi
1. Ketergantungan Teknologi
Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi AI dapat mengurangi keterlibatan manusia dalam proses pembelajaran dan pengelolaan, mengurangi aspek kebersamaan dalam interaksi pendidikan. Kekhawatiran terbesar adalah kehadiran AI akan merubah perilaku manusia karena ketergantungannya pada teknologi sehingga mengurangi partisipasi mahasiswa untuk berpikir lebih kritis. Contohnya nyata tentang kehadiran AI dalam perguruan tinggi adalah perilaku mahasiswa yang mengalami penurunan kemampuan berpikir kritis, menulis secara mandiri dan orisinil, mahasiswa akan lebih sering menggunakan AI untuk menulis artikel ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi. Hal ini akan semakin menurunkan semangat literasi para mahasiswa dalam memahami hal – hal berkaitan dengan pengembangan ilmu dan teknologi, fungsi berpikir dan menulis telah digantikan dengan kecerdasan buatan. Hal ini yang Penulis khawatirkan dapat merubah perilaku para siswa dalam belajar.
2. Masalah Privasi dan Etika
Hal kedua yang mungkin menjadi dampak negatif kecerdasan buatan adalah tentang privasi dan etika. Penggunaan AI dalam mengumpulkan dan menganalisis data mahasiswa menimbulkan risiko terhadap privasi dan keamanan data. Perlindungan data pribadi menjadi sangat penting dalam penggunaan AI di perguruan tinggi.
3. Kesenjangan Digital
Kehadiran AI berpotensi mendekatkan penggunaan untuk mengakses apa saja yang dibutuhkan. Namun , harus disadari bahwa tidak semua perguruan tinggi memiliki akses yang sama terhadap teknologi AI karena keterbatasan infrastruktur atau sumber daya. Hal ini dapat memperburuk kesenjangan digital antar perguruan tinggi. Tidak hanya itu, tidak semua mahasiswa/pelajar di seluruh Indonesia memiliki akses yang sama terhadap AI, masih banyak anak-anak negeri yang belum memiliki akses terhadap teknologi, hal ini dapat menimbulkan kesenjangan digital di antara para pelajar.
4. Kekhawatiran tentang Penggantian Tenaga Kerja Manusia
Dampak negatif berikutnya yang mungkin dapat ditimbulkan dari kehadiran AI adalah tentang pergantian fungsi tenaga manusia ke kecerdasan buatan. Beberapa pihak khawatir bahwa penggunaan AI dapat menggantikan beberapa posisi pekerjaan di perguruan tinggi, seperti pengajar, staf administrasi, keuangan dan lainnya.
5. Kualitas Interaksi Manusia
Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi, hal itu tidak dapat menggantikan interaksi interpersonal antara mahasiswa dan dosen atau antar sesama mahasiswa. Hubungan ini penting untuk pengembangan sosial dan profesional mahasiswa.
Penutup
Penggunaan AI di perguruan tinggi memberikan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, kualitas pembelajaran, dan inovasi. Namun, tantangan seperti privasi data, kesenjangan digital, dan penggantian tenaga kerja manusia perlu dikelola secara hati-hati. Setiap perguruan tinggi perlu mengadopsi pendekatan yang seimbang dalam menerapkan teknologi AI, dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko secara menyeluruh untuk mencapai pengembangan pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif.
*Omega DR Tahun adalah dosen dan pengamat pendidikan