Tokoh pertama adalah Nanna, si nenek yang kokoh memegang tradisi Tionghoa di tengah rumah yang dihela secara Belanda oleh Chips, anak laki sulungnya.
Sosok kedua adalah Caroline (Ong Kway Lien), anak keempat Nanna yang dididik secara Belanda dan memilih dikucilkan keluarga karena memilih jodoh sendiri, Po Han, dari keluarga pekerja biasa.
Baca Juga:
Bazzar Murah Ramadan, Masyarakat Tionghoa Peduli Gelontorkan 10.000 Paket Sembako
Ia melepas karier sepanjang 10 tahun saat menikah, tetapi kemudian menggugat cerai karena alasan keterbatasan ekonomi.
Tokoh ketiga adalah Jenny, anak Caroline, yang berkembang sebagai perempuan cerdas dan berdaulat atas tubuh dan pikirannya.
Jenny menolak dikte ibunya untuk menjadi pengacara dan sekolah di Belanda.
Baca Juga:
Bupati Rohil Lepas Pawai Lampion Malam Cap Go Meh 2575/2024 di Klenteng Ing Hok King
Dia juga menolak lamaran pacarnya yang kaya raya dan sudah mengambil keperawanannya.
Ia kukuh memilih belajar ke Amerika untuk mewujudkan mimpinya menjadi dokter hewan.
Baik Caroline maupun Jenny mendapatkan ”kemerdekaan” pribadi dari hukum Belanda yang berlaku khusus untuk kelas elite.