Sebagai informasi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat anomali trafik pada periode 1 Januari 2022 sampai 12 Juni 2023 mencapai satu miliar lebih anomali trafik, dengan kategori aktivitas malware hingga 57,33%.
Berdasarkan data tersebut, menandakan bahwa Indonesia masih sangat rawan terhadap serangan siber. Demikian juga pelaksanaan Pemilu 2024 berpotensi meluas menjadi kerawanan keamanan.
Baca Juga:
Soal Hasil Pilpres 2024: PTUN Jakarta Tak Terima Gugatan PDIP, Ini Alasannya
Disampaikan Arif, hal itu diharapkan mendorong semua kementerian/lembaga dan stakeholder terkait guna meningkatkan keamanan siber dalam menghadapi Pemilu 2024.
"Sehingga dibutuhkan upaya komprehensif melibatkan berbagai pihak, seperti pihak pemerintah, swasta, akademisi, asosiasi, dan juga masyarakat," ucapnya.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.