WahanaNews.co | Satelit ERBS milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) berusia 38 tahun akhirnya kembali ke Bumi tanpa memicu kerusakan sedikitpun. Satelit ini juga punya jasa melawan kerusakan ozon.
Satelit ERBS (Earth Radiation Budget Satellite) kembali ke Bumi pada Minggu (8/1). Satelit tersebut mendarat di Laut Bering yang terletak di Samudra Pasifik bagian utara.
Baca Juga:
Bumi Deteksi Sinyal Misterius dari Jarak 16.000 Tahun Cahaya, Siapa Pelakunya?
Engadget melaporkan, kemungkinan satelit menyebabkan kerusakan sangat kecil yakni hanya 1 dari 9400 kejadian. Namun para pejabat NASA sempat memperingatkan, ada puing bagian satelit yang mungkin selamat dari gesekan dengan atmosfer.
ERBS mengorbit dengan menumpang pesawat Challenger pada 1984. Satelit tersebut ditempatkan astronaut wanita, Sally Ride di orbit dengan menggunakan bantuan robot Canadarm.
Satelit tersebut awalnya hanya digunakan untuk mengumpulkan data ozon selama dua tahun. Namun ERBS ternyata baru bisa beristirahat pada 2005 atau dua dekade kemudian.
Baca Juga:
NASA Meluncurkan Satelit PACE untuk Studi Kesehatan Laut dan Iklim
EBRS ikut berjasa terhadap ilmu pengetahuan. Pasalnya, ia membantu para pakar mengerti cara Bumi menyerap dan meradiasi energi surya.
Kabar kembalinya ERBS dikonfirmasi langsung oleh NASA lewat akun twitter resminya. "Satelit pensiun milik NASA, Earth Radiation Budget Satellite) diprediksi masuk kembali ke atmsofer Bumi setelah 40 tahun mengangkasa," tulisnya.
Melansir situs resmi NASA, satelit ERBS merupakan bagian dari misi Earth RAdiation Budget Experiment (ERBE). Satelit tersebut membawa tiga instrumen dengan dua instrumen digunakan untuk mengukur alokasi radiasi energi Bumi (Earth's radiative energy budget), dan satu untuk mengukur ozon.