WahanaNews.co | Seorang pejabat Badan Intelijen Negara (BIN) mengklaim bahwa kebocoran data yang telah diumumkan si peretas Bjorka adalah hoaks. Tetapi pakar siber menyebut data yang diungkapkan peretas itu adalah valid.
"Setelah saya cek dan kita verifikasi, ternyata tidak [bocor]. Seluruh surat BIN itu di-enkripsi, disandi," kata Deputi VII sekaligus juru bicara BIN Wawan Purwanto, dilansir dari CNN Indonesia, Minggu (11/9).
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
"Jadi semua surat-surat apalagi itu ke Presiden, itu di-kripto, yang bisa tahu itu ya yang tahu kriptonya. Kalau tidak ya ndak bakalan tahu," ujarnya lagi.
Wawan juga mengungkapkan bahwa semua surat ataupun data berbentuk samaran.
"Tidak ada data yang asli, baik nama ataupun isi dan sebagainya, itu semua tersamar," kata Wawan.
Baca Juga:
Punya 100 Anak Biologis, Berikut Fakta Unik CEO Telegram Pavel Durov
Meski begitu, pakar keamanan siber Vaksincom Alfons Tanujaya menilai data yang diberikan Bjorka adalah valid.
"Kalau dari sisi valid atau tidak informasinya, rasanya cukup valid," kata Alfons dalam acaranya yang sama.
Alfons juga menerangkan data yang dibocorkan Bjorka berjumlah lebih dari 500 ribu catatan surat keluar dan masuk. Data tersebut memberikan tanggal, pengirim, dan subjek surat.