Namun semuanya runtuh dalam waktu singkat.
Setelah berdirinya Republik Rakyat China tahun 1949, suasana di AS berubah. Orang-orang China mulai dicurigai. Seorang direktur JPL mencurigai adanya jaringan mata-mata dan melaporkan para staf, termasuk Qian, ke FBI.
Baca Juga:
Elon Musk Serukan Pemakzulan Trump! Drama Politik AS Makin Panas
“Semua orang yang dicurigai adalah orang China dan Yahudi,” kata penulis Fraser Macdonald.
FBI menuduh Qian sebagai simpatisan komunis berdasarkan kehadirannya dalam sebuah pertemuan sosial yang dianggap milik Partai Komunis Pasadena pada 1938.
Ia menyangkal jadi anggota partai. Meski begitu, studi baru menyebut ia sempat bergabung, seperti Frank Malina. Tapi saat itu, banyak orang mendukung komunisme sebagai bentuk perlawanan terhadap rasisme dan fasisme.
Baca Juga:
Jet Siluman Super AI Muncul dari China dan AS: Siapa Penguasa Langit Selanjutnya?
Menurut Prof. Zuoyue Wang dari California Polytechnic State University, tak ada bukti Qian berbuat spionase atau jadi agen intelijen China. Namun ia kehilangan izin keamanan dan dijadikan tahanan rumah. Surat pembelaan dari von Karman dan ilmuwan lain tak membuahkan hasil.
Tahun 1955, Presiden Eisenhower akhirnya memutuskan mendeportasinya. Qian meninggalkan AS dengan kapal bersama istri dan anak-anaknya. Ia bersumpah takkan pernah kembali, dan ia menepatinya.
“Ia adalah salah satu ilmuwan terkemuka AS. Ini bukan hanya penghinaan, tapi pengkhianatan,” kata jurnalis Tianyu Fang.