Analis militer dari China menyebut bahwa J-10C adalah bukti bahwa Beijing bukan lagi pemain kelas dua dalam industri pertahanan udara.
“Kami tidak hanya menyaingi Barat, tapi dalam beberapa aspek, kami sudah melampauinya,” ujar seorang analis senior PLAAF kepada media setempat.
Baca Juga:
Detik-detik F-35 Israel Dihantam Rudal Iran, Viral di Media Sosial
Dengan lebih dari 220 unit J-10C aktif di armada Angkatan Udara China, jet ini telah membuktikan diri sebagai tulang punggung kekuatan tempur Tiongkok.
Versi terbarunya dipersenjatai dengan radar AESA canggih, sistem fly-by-wire digital, dan mesin WS-10B buatan dalam negeri.
Jet ini juga dilengkapi dengan rudal PL-15 jarak jauh yang diperkirakan memiliki jangkauan lebih dari 200 kilometer, senjata yang dipandang sebagai pesaing langsung AIM-120D buatan AS dan Meteor dari Eropa.
Baca Juga:
Serangan Israel Tewaskan Petinggi Militer Iran, Konflik Teluk Kian Membara
Dari sisi desain, J-10C mengusung bentuk aerodinamis dengan konfigurasi delta-canard untuk kelincahan tinggi.
Sistem persenjataannya meliputi rudal udara-ke-udara, rudal anti-kapal KD-88 dan YJ-91, serta bom berpemandu presisi.
Tidak ketinggalan, sistem perang elektroniknya juga mutakhir: radar warning receiver (RWR), jammer elektronik, suar, dan kemampuan pencarian inframerah (IRST) semuanya terpasang dalam satu paket.