Sementara itu, menurut David Hysell, seorang profesor teknik Thomas R. Briggs di Universitas Cornell, HAARP adalah pemancar radio yang lebih besar dari kebanyakan pemancar radio lainnya. Secara teori, kata dia, HAARP tidak mungkin menciptakan gempa bumi.
David Malaspina, seorang ilmuwan peneliti di Laboratory for Atmospheric and Space Physics (LASP) di University of Colorado Boulder menyatakan bahwa gelombang radio HAARP mirip dengan stasiun siaran radio AM yang kuat. Dan tidak ada mekanisme yang diketahui oleh bahwa siaran radio AM dapat menyebabkan gempa bumi.
Baca Juga:
Ilmuwan Jenius Ini Diusir AS, Kini Rudalnya Mengancam Washington
Dia mengatakan gelombang radio semacam ini menembus kurang dari 1 cm ke dalam tanah, sedangkan gempa bumi jauh lebih dalam. "Gempa Bumi 2023 di Turki berasal dari ~17 km ke bawah." tuturnya.
Gelombang radio buatan memang dapat mengganggu atmosfer bagian atas secara lokal, tetapi itu sebanding dengan gangguan yang disebabkan oleh Matahari, kata Toshi Nishimura, seorang profesor riset teknik elektro dan komputer di Universitas Boston.
Dia menambahkan bahwa dia tidak mengetahui adanya bukti ilmiah bahwa gelombang buatan dapat menciptakan gangguan yang lebih kuat dan berdampak pada kondisi seismik lokal.
Baca Juga:
Soal Temuan Tanda Kehidupan di Planet K2-18b, Ilmuwan Mulai Meragukan
"Saat ini tidak ada teknologi untuk meluncurkan gelombang radio dari tanah dan mengenai kota secara tepat," kata Nishimura. "Tampaknya tidak mungkin gelombang radio dapat berdampak pada kondisi seismik yang jauh." imbuhnya. [tum/cnbc Indonesia]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.