Berdasarkan hasil penelitian NASA, Bennu merupakan asteroid dengan karakteristik terbaik di tata surya. Benda langit ini adalah asteroid tipe B yang langka (primitif dan kaya karbon), diperkirakan memiliki senyawa organik dan mineral yang mengandung air seperti tanah liat.
Asteroid primitif tidak berubah secara signifikan sejak terbentuk hampir 4,5 miliar tahun lalu. Karenanya, dengan karakteristik Bennu yang istimewa ini, peneliti berharap dapat menemukan molekul organik seperti yang mungkin menjadi asal mula kehidupan di Bumi.
Baca Juga:
Lebih Horor Dibanding Ramalan Baba Vanga, Ini Prediksi NASA di Tahun 2024
Sejak pertemuan pertama antara Bennu dan Bumi pada September 1999, para peneliti dan astronom dengan hati-hati mulai melacak orbitnya. Hingga pada 2018, pesawat OSIRIS-REx dikirim untuk mengambil sampel komposisinya.
Sebelum kembali ke Bumi, OSIRIS-REx juga harus mengorbit dan mempelajari asteroid Bennu sekitar 2 tahun. Misi OSIRIS-REx yang telah bertahun-tahun itu, akhirnya segera selesai.
OSIRIS-REx akan mendarat dengan membawa sampel asteroid Bennu pada akhir September 2023 di barat daya Salt Lake City, Utah.
Baca Juga:
NASA Tangkap Sinyal Laser Pada Jarak 16 Juta Km dari Bumi
Dengan lebar sekitar sepertiga mil di ekuator nya, Bennu sangat kecil dibandingkan dengan planet-planet di tata surya. Bahkan, ukurannya hanya sedikit lebih lebar dari ketinggian Empire State Building yang berlokasi di AS.
Jarak orbit rata-rata Bennu dari Matahari adalah sekitar 105 juta mil, hanya sedikit lebih jauh dari jarak orbit rata-rata Bumi yaitu 93 juta mil.
Bennu melakukan satu kali orbit mengelilingi Matahari setiap 1,2 tahun. Dia membuat satu putaran penuh pada porosnya setiap 4,3 jam. Butuh waktu 2 tahun untuk mengorbit asteroid Bennu.