Sebab, Otto menyebut sebuah penelitian harus menggunakan
metodologi penelitian, selain itu semua sumber terkait harus di wawancarai.
Namun Otto mengatakan Moeldoko tidak pernah di wawancarai.
"Tetapi hanya berdasarkan berita-berita di media saja,
dan tanpa mengkonfirmasi sumber berita, ICW melontarkan tuduhan seakan-akan Pak
Moeldoko berburu rente dan mendapat untung dalam peredaran Ivemectin,"
imbuh Otto.
Baca Juga:
Abaikan Somasi, Reza Artamevia Dituduh Gelapkan Uang Rp18,5 Miliar dalam Bisnis Berlian
Otto menyayangkan ICW yang justru tidak mau mencabut tuduhan
terkait promosi Ivermectin tidak mau meminta maaf. Otto meminta semestinya ICW
yang membuktikan terkait tuduhan tersebut.
"Demikian juga mengenai tuduhan bahwa pak Moeldoko
melakukan ekspor beras bekerja sama dengan PT Norpay. ICW tidak jujur dan tidak
sportif. Karena dengan mudahnya ICW mengatakan bahwa hal itu hanya misinformasi
,meskipun tau salah tetapi tidak mau mencabut pernyataannya dan minta maaf,
tetapi dengan entengnya hanya mengatakan itu misinformasi, padahal nama baik
klien kami sudah telanjur tercemar," ungkap Otto.
Otto mengungkap pihaknya akan mengklarifikasi jika terdapat
bukti yang membuktikan terkait tuduhan tersebut. Namun sebaliknya, menurut
Otto, pihak ICW yang harus membuktikan tudingannya.
Baca Juga:
PGRI Angkat Bicara soal Bupati Vs Supriyani: Preseden Buruk Pemerintah Somasi Rakyat
"Kami akan mengklarifikasi apabila ada bukti-bukti
tentang tuduhan tersebut. Jadi karena ICW yang menuduh maka ICW lah yang harus
buktikan. Kalau ada buktinya baru bukti itulah yang kami klarifikasi. Jadi
jangan dibalik-balik," ungkap Otto.
Sebelumnya, pengacara Indonesia Corruption Watch (ICW)
Nawawi Bahrudin menyayangkan sikap Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, yang
mensomasi ICW gara-gara temuan tentang promosi obat Ivermectin. Dia menilai
seharusnya Moeldoko mengklarifikasi jika memang temuan data kajian ICW itu
salah, bukan malah mengirim somasi.
"Sebetulnya kita memprihatinkan karena ini kan produk
kajian gitu ya yang berdasarkan analisa data. Oleh karena itu, bukannya somasi
yang harusnya dilakukan. Tapi menjelaskan kembali soal data-data yang ditemukan
oleh ICW untuk dibantah oleh pihaknya Bapak Moeldoko, bukan somasi karena dirasa
dicemarkan nama baiknya," kata Nawawi kepada wartawan, Sabtu (7/8/2021).