Banyak penafsiran terhadap unggahan Jokowi tersebut,
yang menurutnya sah-sah saja. Namun, melalui unggahan tersebut, Jokowi ingin
mencerminkan bahwa kekuasaan itu tidak untuk dipakai semena-mena, tidak absolut
dan harus tetap bermoral.
"Bahwa apa yang disampaikan Pak Jokowi menunjukkan
karakter kepemimpinan baliau. Karakter kepemimpinan yang merangkul, menyatukan.
Melalui tulisan saya juga, Pak Jokowi memiliki karakter kepemimpinan solidarity
maker, yang merupakan konsep yang menyatukan dan merangkul,"
imbuhnya.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Ia juga menjelaskan, meskipun lahir di kultur
masyarakat Jawa, Jokowi dalam implikasi pengambilan kebijakannya, tidak hanya
terpusat pada daerah Jawa atau Jawa sentris. Ini, dinilainya, merupakan salah
satu bentuk revolusioner kepemimpinan Jokowi yang dimana ia mampu melampaui
budaya.
"Kepemimpinan di masa beliau sudah tidak Jawa Sentris
lagi, yang menujukkan dia mampu melampaui budaya. Dia dalam kebijakannya beyond
dan mencerminkan bahwa Indonesia tidak hanya terbentuk dari tanah Jawa tapi
juga pulau-pulau lainnya." Pungkasnya.(Whn1)
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.