WahanaNews.co, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyindir langkah pemerintah yang dinilai terlalu fokus dalam pembangunan infrastruktur tanpa memikirkan solusi bagi masyarakat.
Kritikan tersebut disampaikan Anies saat menjawab pertanyaan terkait kebijakan investasi yang tidak memberi hasil setimbal bagi daerah dalam acara Sarahsehan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, di Jakarta, Jumat (02/02/24).
Baca Juga:
Tinjau Tol Solo - Yogyakarta, Menteri Dody: Segmen Klaten - Prambanan Dibuka Fungsional Mendukung Kelancaran Nataru 2025
Anies kemudian mencontohkan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa yang dinilai dilakukan tanpa mengantisipasi efek sampingnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak menampik apabila proyek itu sangatlah diperlukan untuk mempermudah sistem logistik di Pulau Jawa. Hanya saja, kata dia, pembangunan dilakukan tanpa memikirkan solusi bagi warga yang tinggal di Jalur Pantura.
"Membangun jalan bebas hambatan dari barat sampai ke timur itu bagus, enggak ada pertanyaan. Itu dibutuhkan supaya sistem logistik kita bisa berjalan dengan efisien," jelasnya.
Baca Juga:
Perhatikan Aspek Keselamatan Pengendara, Pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Terus Dilanjutkan
"Tapi kita lupa memikirkan exit strategy bagi kawasan Pantura. Ini exit-nya bagaimana mereka? Pokoknya bangun jalan tol, Pantura-nya mati, ya mohon maaf enggak ada perubahan," imbuhnya.
Anies menyebut akibat tidak adanya solusi tersebut justru malah mematikan perekonomian masyarakat Pantura. Ia mengatakan saat ini banyak hotel, bengkel hingga rumah makan banyak tutup pasca pembangunan tol Trans Jawa.
Padahal, menurutnya, kondisi tersebut tidak mungkin terjadi jika negara mau memikirkan exit strategy bagi warga Pantura sebelum membangun tol Trans Jawa. Masyarakat, kata dia, bisa mengantisipasinya dengan membangun usaha lain sebelum kawasan Pantura 'ditinggalkan'.
Berkaca kondisi itu, Anies lantas mengatakan saat ini diperlukan exit strategy sebelum akhirnya Indonesia benar-benar beralih menuju energi terbarukan.
"Kita mau transisi energi ke energi terbarukan, berarti jenis-jenis tambang yang tidak terbarukan, itu exit-nya gimana. Semua yang bekerja di situ, mereka akan berpindah seperti apa ke lapangan kerja baru," katanya.
[Redaktur: Sandy]