WahanaNews.co, Makassar - Indonesia sudah 25 tahun menjalani reformasi ketika tahun 1998 muncul harapan untuk memberantas nepotisme, kolusi, dan korupsi, hingga menjadi semangat yang luar biasa.
Hal itu diungkapkan calon presiden nomor urut satu Anies Rasyid Baswedan (kanan), di forum diskusi interaktif Capres 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Acungkan Salam Tiga Jari, Anies Kembali Jamu Pramono-Rano
"Di tahun ini 2023 yang kita rasakan sekarang, kita sekarang tinggal di Konoha di mana tidak ada keberanian untuk mengucapkan kebenaran. Ini menggambarkan adanya kemunduran dan angka statistiknya menunjukkan itu," sambungnya.
Lebih jauh, Anies siap mewujudkan keadilan bagi masyarakat jika terpilih sebagai presiden.
"Bagaimana kita menjaga keutuhan ini dengan mengubah orientasinya, bila orientasi kemarin pada pertumbuhan yang luar biasa maka kami melihat ke depan kita harus mengedepankan faktor keadilan di dalam pembangunan," jelasnya.
Baca Juga:
Prabowo Tampil Berwibawa di Mata Dunia, Anies: Lawatan Internasional Sangat Produktif!
Anies juga menyoroti tingginya angka ketimpangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa khususnya di Indonesia Timur. Kondisi itu disebutnya terjadi selama 10 tahun terakhir.
"Saya ingin tunjukkan gapnya bagaimana ketimpangan itu terjadi. Sumber daya manusia, indeks SDM antara Jawa dengan luar Pulau Jawa itu gapnya 10 tahun," paparnya.
Anies menyatakan bahwa disparitas antara Jawa dan daerah lain, seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Papua, mencapai 69 persen.