WahanaNews.co, Surabaya - Ketua Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur Syafiq Syauqi mengatakan praktik politik identitas bukan hanya bid'ah, tetapi sudah tergolong haram hukumnya.
Hal itu disampaikan Ansor Jatim untuk mendukung Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas yang meminta agar tidak memilih pemimpin dengan riwayat memecah belah umat dengan melakukan politisasi agama.
Baca Juga:
Pj. Gubernur Adhy: Bentuk Kepastian Hukum Atas Kepemilikan Tanah
"Politik SARA dan identitas itu tidak hanya bid'ah tapi juga haram untuk dilakukan dalam kehidupan demokrasi di negeri yang berbhinneka ini. Bhinneka Tunggal Ika akan terancam jika permainan politik kotor ini tidak kita cegah dengan tegas," kata Gus Syafiq melalui keterangannya, Senin (2/10/2023).
Gus Syafiq menjelaskan bahwa pesan Yaqut tersebut adalah sikap yang lahir dari basis ideologi kebangsaan yang kuat untuk menjaga dan memelihara nilai kebangsaan agar tetap kokoh dan lestari.
"Pesan Gus Yaqut harus kita dudukkan pada semangat kolektif anak bangsa untuk tidak terjebak dan bermain dalam politik identitas bernuansa SARA yang sudah menjadi kajian akademik sebagai salah satu bagian perusak sendi-sendi kebangsaan kita," ucapnya.
Baca Juga:
Mantan Dirut Ditahan Kejati Jatim, PT INKA Hormati Proses Hukum
Gus Syafiq meminta kepada semua pihak untuk tidak mudah terbawa perasaan (baper) dalam merespons pesan Yaqut, yang disebutnya sebagai pesan moral kebangsaan seorang Menteri Agama RI.
Selain itu, dia juga meminta seluruh barisan Ansor Jawa Timur untuk menolak praktik politik identitas di Pemilu 2024. Agama, kata dia, tidak boleh dipolitisasi.
"Garis Perlawanan ini senada dengan gerakan bersama seluruh komponen bangsa termasuk seluruh partai politik yang semuanya berkomitmen untuk menolak politik identitas. Jadi narasi Gus Menteri adalah narasi kolektif seluruh komponen bangsa dalam melawan politisasi agama, kita back up penuh," lanjutnya.