“Alhamdulillah, hari ini kita semua menjadi saksi sebuah peristiwa yang menyejukkan. Islah telah tercapai, dan kami bersama Rais Aam telah menyepakati bahwa solusi terbaik untuk jam’iyah adalah melalui Muktamar bersama,” ujar Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf usai pertemuan, sebagaimana siaran pers melansir kumparan, dikutip Kamis (25/12/2025).
Musyawarah ini merupakan kelanjutan dari Musyawarah Kubro yang juga digelar di tempat yang sama beberapa hari sebelumnya. Para Masyayikh menilai sengketa yang dipicu keputusan pemberhentian Ketua Umum oleh Rais Aam—yang dinilai tidak sah dan tidak sesuai AD/ART NU—harus diselesaikan melalui jalan islah dan Muktamar yang legitimate dengan melibatkan kedua belah pihak.
Baca Juga:
Syuriyah PBNU Gelar Rapat Pleno Bahas Hasil Rapat serta Penetapan Penjabat Ketum
Kesepakatan menggelar Muktamar bersama dicapai setelah melalui proses negosiasi dan perdebatan yang alot, namun tetap dalam semangat persaudaraan (ukhuwah nahdliyah).
Kehadiran sejumlah tokoh sentral NU menegaskan pentingnya pertemuan tersebut. Di antaranya Wakil Presiden RI periode 2019-2024 yang juga Mustasyar PBNU KH Ma’ruf Amin, yang pada pertemuan sebelumnya hanya dapat hadir melalui Zoom.
Turut hadir pula para Masyayikh dan kiai sepuh lainnya yang berperan sebagai penengah dialog.
Baca Juga:
Forum Kiai Sepuh NU Sebut Gus Yahya Terlibat Pelanggaran Serius dan Berat
Dalam foto yang diberikan ke kumparan, terlihat juga KH Anwar Manshur, KH Kafabihi Mahrus, KH Cholil Nafis, hingga KH Ma'ruf Amin.
Dengan kesepakatan ini, silaturahim di Lirboyo secara resmi mengakhiri konflik internal PBNU. Kepemimpinan PBNU hingga Muktamar mendatang tetap berjalan di bawah KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum.
Sebagai tindak lanjut, akan segera dibentuk Panitia Bersama untuk mempersiapkan penyelenggaraan Muktamar ke-35 NU. “Kesepakatan ini akan segera kami tindak lanjuti dengan pembentukan panitia Muktamar. Kita akan bersama-sama menyukseskan forum tertinggi jam’iyah ini dengan damai dan bermartabat,” ujar Gus Yahya.