Konflik Belum Berakhir
KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil, Ketua PBNU, mengatakan islah yang lahir dari rapat konsultasi yang diinisiasi oleh Syuriyah PBNU ini dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar beserta jajaran Pengurus Syuriyah PBNU, yakni KH Abdullah Kafabihi, KH Mu’adz Thohir, KH Imam Buchori, KH Idris Hamid, H Muhammad Nuh, Gus Muhib, Gus Yazid, Gus Afifuddin Dimyati, Gus Moqsith Ghozali, Gus Latif, Gus Sarmidi Husna, Gus Tajul Mafakhir, Gus Athoillah Anwar, dan Gus Nadzif.
Baca Juga:
Syuriyah PBNU Gelar Rapat Pleno Bahas Hasil Rapat serta Penetapan Penjabat Ketum
"Hadir pula Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf beserta Pengurus Tanfidziyah PBNU, H Amin Said Husni," ujar Ulil saat dihubungi kumparan.
Sementara itu, jajaran Mustasyar PBNU yang hadir antara lain KH Ma’ruf Amin, KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, KH Abdullah Ubab Maimoen, dan KH Machasin.
"Sejak terjadinya konflik internal di tubuh PBNU yang dipicu oleh pemberhentian Ketua Umum PBNU oleh Rais Aam PBNU melalui forum yang disebut sebagai Rapat Syuriyah PBNU, serta adanya penolakan dari Ketua Umum PBNU terhadap keputusan tersebut, perkembangan yang terjadi justru menunjukkan eskalasi konflik yang semakin tajam dan berkepanjangan," ujar Ulil.
Baca Juga:
Forum Kiai Sepuh NU Sebut Gus Yahya Terlibat Pelanggaran Serius dan Berat
Ulil melanjutkan, "Sebagai wujud tanggung jawab moral dan keprihatinan mendalam terhadap kondisi jam’iyyah Nahdlatul Ulama, serta dengan niat tulus demi keutuhan dan kemaslahatan organisasi, para Mustasyar PBNU, sesepuh, dan alim ulama Nahdlatul Ulama telah mengambil berbagai inisiatif musyawarah."
"Musyawarah tersebut diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, dan puncaknya Musyawarah Kubro di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, pada 1 Rajab 1447 H bertepatan dengan 21 Desember 2025. Musyawarah Kubro tersebut dihadiri oleh Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Indonesia," kata Ulil.
Selain itu, menurut Ulil, berbagai inisiatif, masukan, dan saran konstruktif juga disampaikan oleh para ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama secara personal, yang pada pokoknya memperkuat rekomendasi dan tawshiyah para sesepuh NU guna penyelesaian konflik di tubuh PBNU.