Vonis hukuman mati dilayangkan pada 14 Februari 2006. Para pelaku sempat mengajukan keringanan pidana pada tahun 2012, namun ditolak oleh pengadilan. Terakhir, permohonan grasi ditolak oleh presiden Joko Widodo. Mereka dieksekusi mati pada di Nusakambangan pada 29 April 2015 dini hari, bersama beberapa terpidana mati lainnya.
2. Empat pelaku kasus narkotika
Baca Juga:
Menko Yusril Ungkap Presiden Filipina Bakal Ubah Hukuman Mary Jane
Sebanyak empat orang pelaku kasus narkotika menjalani eksekusi mati pada 29 Juli 2016. Tiga di antara terpidana mati tersebut merupakan warga negara asing (WNA).
Mereka adalah Michael Titus dengan barang bukti 5.223 gram heroin, Humprey Ejike dengan barang bukti 300 gram heroin, dan Gejetan Uchen Onyeworo Seck Osmane (34) dengan barang bukti 2,4 kg heroin. Sedangkan satu terpidana mati lainnya adalah warga negara Indonesia bernama Freddy Budiman.
Freddy Budiman adalah seorang bandar narkoba yang cukup terkenal. Ia menjadi terdakwa kasus kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi yang diselundupkan dari China pada Mei 2012. Itu bukan menjadi kasus pidana pertamanya.
Baca Juga:
Gagal Mitigasi Banjir, Kim Jong Un Tembak 30 Pejabat Korut
Sebelumnya, pada 2011, ia dijerat hukum dengan barang bukti 300 gram heroin, 27 gram sabu, dan 450 gram bahan pembuat ekstasi. Pada Maret 2009, Freddy juga pernah divonis 3 tahun 4 bulan penjara karena kepemilikan 500 gram sabu.
3. Trio Bom Bali
Amrozi, Ali Gufron alias Mukhlas, dan Imam menjadi terdakwa yang divonis hukuman mati. Ketiga pelaku tersebut menjadi dalang dari peristiwa bom Bali.