WahanaNews.co | Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai menggelar investigasi dan uji lab terkait temuan 179 kilogram kokain di perairan Selat Sunda, Minggu (8/5/2022).
Pekan lalu, TNI AL berhasil mengamankan 179 kg kokain yang diselundupkan dengan cara diapungkan di perairan sekitar Pelabuhan Merak, Banten. Saat ditemukan, pemilik maupun penerima kokain tidak ada di lokasi, sehingga sulit melacak jaringan narkotika tersebut.
Baca Juga:
BNNP Bali Gerebek Narkoba, Oknum Polisi Tertangkap Diserahkan ke Propam
"Barang bukti sudah diserahkan kepada BNN dan akan dilakukan investigasi bersama-sama TNI AL," kata Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose, usai acara Perayaan Paskah dan Halalbihalal di Gedung BNN, Lido, Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/5/2022).
Petrus mengatakan, sebagai langkah awal barang bukti itu akan diuji laboratorium terlebih dahulu.
"Guna mengetahui kandungan kokain. Setelah diketahui bahannya, maka akan diketahui asal muasal kokain itu dibuat," kata Petrus.
Baca Juga:
BNN Provinsi DKI Jakarta Musnahkan 9,4 Kg Narkoba dengan Insinerator
Petrus juga menyebutkan, dugaan negara pemasok kokain itu.
"Kalau kokain, itu pasti berasal dari Amerika Selatan. Tapi, harus dibuktikan uji laboratorium. Mudah-mudahan, dengan teknik-teknik investigasi kita bisa lihat (jaringan)," kata Petrus
Sebab, kata dia, beberapa literasi, kokain biasa diproduksi wilayah di Amerika Selatan. Seperti dari Panama, Ekuador, dan termasuk Argentina.
Pemberantasan peredaran kokain bukan hanya tugas BNN, tetapi juga memerlukan kerja sama TNI, Polri, Bea dan Cukai hingga masyarakat luas.
"Terkait peredaran kokain di Indonesia, ini masih baru. Untuk itu BNN melalui kedeputian penindakan mulai membangun hubungan kerja sama dengan negara-negara itu untuk mengetahui modus-modus peredarannya. Ini merupakan challanging (tantangan), tidak hanya sabu, tetapi kokain juga ada di Indonesia," kata Petrus. [qnt]