WahanaNews.co | Malang nian! Bocah perempuan berusia 10 tahun di Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran meninggal usai terjangkiti penyakit menular seksual (PMS).
Diduga dia menjadi korban pencabulan oleh salah seorang tetangganya. Aparat Satuan Reserse Kriminal Polres Ciamis kini masih melakukan penyelidikan atas kasus memilukan tersebut.
Baca Juga:
Dear Traveler Jangan Lupa Menjelajahi Indahnya Pegunungan Pangandaran
AR (38) ayah tiri korban menuturkan kronologis kejadian yang menimpa anak perempuan tersebut. "Jadi awalnya pertengahan bulan puasa lalu, anak saya mengeluhkan sakit. Dia mengalami demam, di hidungnya ada bintik-bintik hitam seperti luka bakar," kata AR, Senin (27/9/2021).
Saat itu orang tua mengira korban mengalami sakit cacar, kemudian dibawa berobat. Tapi penyakitnya tak kunjung sembuh. Bahkan orang tua sempat mengira korban terkena teluh atau santet.
"Dibawa ke dokter katanya infeksi bakteri, pernah juga dibawa ke dokter spesialis kulit katanya alergi obat. Kami juga bawa ke pengobatan alternatif, katanya ada unsur non medis. Kalau kata orang tua dulu mah terkena teluh," kata AR.
Baca Juga:
Kenaikan Harga TBS Kelapa Sawit Kalimantan Timur Periode Maret 2024
Selama berbulan-bulan korban terus merasakan sakit. Bintik hitam yang muncul semakin banyak. Penyakitnya tak kunjung sembuh. Kondisi kesehatannya terus menurun.
Hingga sekitar 10 hari lalu, kondisi kesehatan korban kian memburuk. Tubuhnya lemas. "Bahkan untuk sekedar menyuap nasi dia nggak kuat. Leuleus pak katanya. Langsung dibawa ke dokter, mau diambil sampel darah ternyata nggak bisa, mungkin karena kurang cairan tubuh. HB nya rendah hanya 7,5," kata AR.
Kemudian korban dirujuk ke RSUD Pandega Pangandaran. Tim dokter sempat menduga korban mengidap penyakit Lupus. "Di rumah sakit sudah bisa diambil darah, sempat dikira Lupus. Ternyata hasilnya siphilis," kata AR.
Mendapati bocah menunjukan hasil positif penyakit menular seksual, tim dokter dan pihak keluarga tentu saja kaget. Tim medis sampai melakukan 3 kali pemeriksaan darah untuk meyakinkan kasus penyakit yang diderita korban. "Darah diperiksa sampai tiga kali. Di Pangandaran, di Banjar bahkan sampai diperiksa ke Jakarta. Hasilnya tetap positif siphilis," kata AR.
Pihak keluarga langsung melakukan pendekatan kepada korban untuk diajak bicara mengenai apa yang sudah menimpa kepada dirinya. Korban akhirnya mau bercerita kepada neneknya. Bahwa sebelum mengalami sakit di pertengahan bulan puasa lalu, korban mengaku ketiduran di rumah salah seorang tetangga. Dia mengaku dibekap dan mengalami aksi kekerasan seksual.
"Setelah mengaku kepada neneknya, saya tanya lagi sambil direkam. Ternyata pengakuannya tetap sama, dia sempat jadi korban pelecehan seksual oleh salah seorang tetangga kami," kata AR.
Seketika itu juga pihak keluarga langsung melapor ke polisi pada Jumat (24/9/2021) siang. Kabar itu menyebar di lingkungan rumah korban. Orang yang dituduh oleh korban itu langsung digeruduk warga pada malam harinya. Beruntung polisi sigap, terlapor langsung diamankan ke Mapolres Ciamis. Amuk massa berhasil diredam.
Sementara usai memberikan pengakuan, kondisi korban kian memburuk hingga akhirnya wafat pada hari Minggu (26/9/2021). "Pas hari Jumat dokter sempat bilang hari Sabtu sepertinya sudah bisa pulang. Tapi ternyata malah memburuk. Dia mengalami sesak nafas, jantungnya bengkak, penyakitnya sudah menyebar," kata AR.
Kabar meninggalnya korban semakin menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat setempat. Pantauan detikcom, pada Senin (27/9/2021) pagi rumah terlapor yang berlokasi di pinggir jalan raya itu tampak sepi. Sementara sejumlah warga tersebut berdatangan untuk melayat korban.
"Kita serahkan masalah ini kepada polisi. Biar penegak hukum yang menangani. Masyarakat harus menahan diri, saya titip jangan main hakim sendiri," kata Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata yang menyempatkan menjenguk keluarga korban.
Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi membenarkan adanya laporan kejadian tersebut. "Laporan sudah kami terima. Terlapor sudah kami amankan," kata Wahyu.
Namun terkait tuduhan pencabulan, pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam. Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan mengumpulkan alat bukti. "Penyelidikan masih kami lakukan. Semoga bisa cepat terungkap," kata Wahyu. [rin]