WahanaNews.co | Partai Demokrat memahami jika publik mulai bosan dengan narasi perubahan. Termasuk, bila ada pandangan yang menyebut kenaikan elektabilitas Anes Baswedan sebagai capres terjadi sesaat sebagai efek euforia pencalonan oleh Nasdem beberapa waktu lalu.
Menurut Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kamhar Lakumani, kedua hal itu mahfum terjadi lantaran narasi yang saat ini disampaikan Anies masih terbatas.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
"Yang utama adalah karena tiket yang belum utuh dan belum deklarasinya Partai Demokrat dan PKS," ucap Kamhar pada wartawan, Minggu (18/12/2022).
Diketahui, sejauh ini baru Nasdem yang sudah secara resmi mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres.
Sementara itu, rencana pembentukan koalisi perubahan oleh Demokrat, Nasdem dan PKS, tak kunjung terealisasi. Kamhar meyakini bahwa narasi yang disampaikan Anies akan semakin berkembang bila koalisi tersebut resmi terbentuk.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
"Termasuk untuk menegaskan sebagai antitesis pemerintahan Jokowi," jelasnya.
Meski begitu, Kamhar menyatakan, Demokrat hingga kini masih terus mendorong Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono untuk mendampingi Anies sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Menurut dia, bila keduanya dideklarasikan sebagai pasangan calon, akan semakin menambah penegasan antitesis pemerintahan Jokowi.
"Karenanya deklarasi Koalisi Perubahan dan berpasangannya Mas Anies dan Mas Ketum AHY pada saatnya nanti, akan menjadi game changer. Semakin cepat, semakin baik," ujar Kamhar.
Sebelumnya diberitakan, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, naiknya elektabilitas Anies Baswedan menurut survei berbagai lembaga merupakan imbas deklarasi pencalonan presiden yang diumumkan Nasdem pada awal Oktober lalu.
Momentum deklarasi pencapresan Anies dinilai tepat karena berdekatan dengan lengsernya dia dari kursi Gubernur DKI Jakarta.
"Memang elektabilitas Anies naik. Itu kan efek deklarasi. Momentum Anies ini kan desainnya luar biasa, sebulan sebelum lengser kan momentumnya mengarah ke Anies," kata Adi, Jumat (16/12/2022).
Namun demikian, Adi menduga, naiknya elektabilitas Anies merupakan euforia sesaat. Kini, publik mulai bosan dengan sosok mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.
Sebabnya, narasi yang disampaikan Anies dalam setiap safari politiknya itu-itu saja. Anies juga tak melakukan manuver politik apa pun.
Sebagai figur yang lekat dengan citra oposisi, Anies hampir tidak pernah menentang atau mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo secara terbuka. Padahal, basis massa Anies datang dari kalangan yang kontra terhadap Jokowi. [rna]