"Juga ada falsafah 'seribu kawan belum cukup, satu musuh terlalu banyak'. Karenanya bagi para politisi sejati atau politisi negarawan akan membuang jauh-jauh gaya politik eksklusif atau politik tertutup," ucap Kamhar.
Respons Hasto
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Saat dimintai tanggapan, Hasto merespons santai sindiran dari kubu Demokrat tersebut. Hasto bahkan menyindir balik dengan feodalisme yang justru terjadi di kubu Demokrat.
"Menepuk air di dulang, kepercik muka sendiri," ujar Hasto.
Hasto mengatakan feodal memiliki hanya percaya pada keluarga dan mengedepankan keluarga di atas segalanya. Sikap itu, kata Hasto, lalu melupakan mekanisme demokratis dalam internal Partai serta mengabaikan proses kaderisasi yang sistemik di dalam Partai.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
"Struktur elite partai yang mengedepankan kekerabatan dan menafikan sistem demokratis di internal partai. Itulah yang disebut feodal," sindir Hasto.
Hasto Kristiyanto sebelumnya menegaskan partainya telah menutup pintu dengan Koalisi Perubahan yang mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden 2024.
Hasto berkata PDIP tidak mungkin bergabung dengan koalisi yang mengusung sosok antitesa Presiden Joko Widodo. Dia kecewa karena Anies tak banyak melanjutkan program Presiden Joko Widodo di DKI Jakarta.