WahanaNews.co | Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Adjie Alfaraby mengungkapkan Puan Maharani bisa jadi Ketua Umum PDIP jika partai kepala banteng itu mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) di 2024.
Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi skenario terbaik jika PDIP memutuskan bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar, PAN, dan PPP untuk kemudian mengusung duet Ganjar dan Airlangga Hartarto.
Baca Juga:
Kecewa atas Keputusan Dewan Etik soal Survei Pilkada Jakarta, Poltracking Mundur dari Persepi
"Skenario terbaik pasca 2024, seandainya pasangan Ganjar-Airlangga terpilih, maka PDIP kemudian bisa lebih powerful. Pertama, Ganjar akan jadi presiden, kemudian Ketua DPR bisa dikuasai atau bisa lagi dijabat oleh PDIP lagi, karena peroleh suara terbanyak efek pencalonan Ganjar," kata Adjie dalam jumpa pers, Selasa (10/10).
"Sehingga skenarionya adalah Ganjar presiden, Puan bisa jadi ketum partai dan sekaligus Ketua DPR periode 2024-2029," sambungnya.
Namun, dia bilang, ada tiga skenario yang bisa membuat duet Ganjar-Airlangga tidak terwujud di Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga:
Gibran Rakabuming Raka Dukung Dukungan Puan Maharani untuk Kaesang di Pilkada Jawa Tengah 2024
Pertama, kata Adjie, elektabilitas Puan atau Airlangga melejit jelang Pilpres 2024. Kedua, elektabilitas Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melejit hingga menjadi pilihan capres Airlangga.
Ketiga, lanjut dia, jika Ganjar menemukan sosok cawapres yang lebih meyakinkan dibanding Airlangga.
"Skenario ketiga, ketika Ganjar bisa menemukan cawapres lain di luar Airlangga, yang punya tiket capres untuk maju. Nama itu bisa memastikan bahwa Ganjar bisa maju dengan cawapres tersebut dengan partai yang juga siap bertarung dengan tiket yang cukup maka skenario Ganjar-Airlangga bisa bubar," kata dia.