WahanaNews.co, Makassar - Calon Presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menilai masyarakat Indonesia masih banyak yang merasakan ketimpangan.
Anies mengungkapkan hal itu dalam diskusi Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM) di Four Points Hotel, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (18/11/2023).
Baca Juga:
Kalapas Batang Watanpone Diperiksa Kemenkumham Buntut Kasus Brankas Narkoba UNM
"Hari ini masih ada satu lagi yang belum tercapai. Kita sudah satu bangsa, satu negara, satu teritori, satu kesatuan, tapi belum satu kemakmuran," papar Anies.
Menurutnya, ketimpangan masih jadi masalah. Hal ini meliputi ketimpangan antarwilayah, ketimpangan antarteritori, ketimpangan antara kota dan desa, sehingga menjadi PR yang harus diselesaikan.
"Hari ini kita masih ada satu lagi yang belum tercapai. Kita sudah satu bangsa, satu negara, satu teritori, dan satu kesatuan. Tapi belum satu kemakmuran. Ketimpangan masih menjadi gambaran hari ini," ungkap Anies.
Baca Juga:
Temuan Brankas di UNM Dirilis Kapolda Sulsel, Bukan Bunker
Guna memperjelas pernyataannya, Anis mencontohkan potensi konflik yang mungkin timbul akibat ketimpangan, lewat peristiwa Balkanisasi tahun 1990-an.
"Saat itu, Yugoslavia terbagi menjadi 8 negara. Kita melihat konflik etnik itu di ujung, tapi selama beberapa dekade menjadi diparitas yang luar biasa. Antara Serbia Macedonia, Bosnia, Herzegovina, itu semua ketimpangannya luar biasa, tapi didiamkan. Di ujung, pemantiknya adalah konflik etnik," bebernya.
Anies juga menyoroti penegakan keadilan dan pemerataan di Tanah Air. Menurutnya, sudah saatnya keadilan jadi prioritas.
"Bila orientasi kemarin itu pada pertumbuhan yang luar biasa, maka kami melihat ke depan kita harus mengutamakan faktor keadilan dalam pembangunan ini," sebutnya.
Diskusi ini digelar melalui sarasehan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk mendengarkan gagasan para Capres tentang demokrasi dan ekonomi yang dihadiri oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, sementara Prabowo Subianto berhalangan hadir.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]