WahanaNews.co | Saat ini, banyak santriwan dan santriwati yang menduduki posisi penting di pemerintahan, bahkan mampu berprestasi di kancah internasional.
Keberadaan pesantren kini dapat bersaing dengan sekolah umum.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang menghadiri Halaqoh Ulama Nasional dengan tema Menjaga Marwah Pesantren, di Hotel Ciputra, Semarang, Selasa 8 November 2022.
Acara tersebut diikuti sekitar 125 ulama dari ponpes, ormas Islam dan MUI berbagai daerah.
"Sensitivitas para romo kiai dan ulama kita luar biasa. Yang harus dijaga adalah bagaimana menyiapkan santri-santri ini ke depan,” kata Ganjar.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
Persoalan membangun karakter yang seringkali sulit dihadapi oleh sekolah umum, kata Ganjar, telah menjadi budaya di pondok pesantren.
“Moderasi pasti sangat terjaga karena selalu hormat sama orang itu. Apalagi sama guru-gurunya. Itu yang selaku saya pesankan di manapun, hormati orang tuamu, gurumu, cintai bangsa dan negaramu,” jelasnya.
Para santri pun memiliki karakter yang baik. Bukan hanya pandai menghormati orangtua, tetapi juga punya kecintaan terhadap bangsa dan negara yang dibangun lewat Hubbul Wathan Minal Iman. Meski begitu, ia tak menampik adanya ketidaksempurnaan di pesantren, seiring munculnya kasus negatif yang belakangan terjadi. Hal itu bisa disikapi, dengan kesadaran untuk menjaga marwah dari pesantren.
“Ayo siapa pun mesti dijaga, yang kurang ayo kita perbaiki. Adanya Undang-undang Pesantren dan Perda Pesantren menjadi awal untuk mendorong terciptanya suasana yang positif. Sehingga menghasilkan santri dengan ilmu agama yang baik. Mudah-mudahan halaqoh ini juga akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi, bagaimana menjaga marwah pondok pesantren tapi sekaligus mengembangkan dan mengapresiasi,” ungkapnya. [tum]