WahanaNews.co, Jakarta - Pasangan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka telah melakukan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (25/10/2023) kemarin.
Penunjukan Gibran Rakabuming sebagai Cawapres oleh Prabowo telah menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh netizen di media sosial.
Baca Juga:
Luhut Bongkar Strategi Penting Pemerintah Hadapi Pandemi di Hadapan Kabinet Merah Putih
Reaksi terhadap Wali Kota Solo ini bervariasi, ada yang memberikan dukungan, namun juga banyak yang merasa ragu dan kecewa.
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, telah merilis hasil analisis terbaru tentang percakapan di internet yang berkaitan dengan pencalonan Gibran sebagai Cawapres.
Data ini dikumpulkan dari tanggal 21 hingga 23 Oktober 2023.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
Melansir CNBC Indonesia, hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas diskusi di media sosial mengenai pencalonan Gibran cenderung berisi komentar negatif, yaitu mencapai 41%.
Di sisi lain, terdapat juga sekitar 39% percakapan yang bersifat positif mengenai topik ini, seperti yang disampaikan dalam laporan Drone Emprit pada Rabu (25/10/2023).
"Eskalasi perbincangan memuncak pasca keputusan MK yang mengesahkan aturan [soal batas usia minimum cawapres]," tulis dalam laporan tersebut.
Di tengah kritikan terhadap penunjukan Gibran sebagai Cawapres Prabowo tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara.
Menko Marves Luhut menilai, keraguan terhadap pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden tersebut adalah hal wajar saja.
Namun, ia berharap bahwa perbedaan pendapat dapat disampaikan dengan sopan dan tanpa menggunakan kata-kata kasar atau menyebarkan fitnah.
Luhut mengakui bahwa meskipun sedang dalam proses pemulihan di salah satu rumah sakit di Singapura, ia masih mengikuti perkembangan Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia dengan cermat.
Dari ruang pemulihan di Singapura, Luhut mencatat bahwa ia masih tetap mengikuti informasi terkini dari Tanah Air, khususnya sehubungan dengan dinamika Pemilihan Presiden 2024.
Awalnya, Luhut memberikan selamat kepada Menko Polhukam Mahfud MD yang telah resmi menjadi pasangan Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024 mendampingi Ganjar Pranowo.
Selain itu, ia juga menyatakan penghargaannya terhadap Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam pemilihan tersebut.
Namun, Luhut mengungkapkan bahwa ia terkejut dengan berita tentang penyatuan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.
Ia mencatat bahwa banyak yang menyambut kabar ini dengan optimisme, tetapi ada juga yang merasa ragu mengenai hal tersebut.
"Tapi ini biasa saja, adalah hal yang lumrah di sebuah negara demokrasi seperti Indonesia, setiap warganya mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda. Namun, saya berharap agar setiap perbedaan pendapat sebaiknya bisa disampaikan dengan penuh adab, jauh dari caci maki dan ujaran fitnah yang tak berdasar," dikutip dari laman instagram pibadinya @luhut.pandjaitan, Rabu (25/10/2023).
Luhut bercerita, sepanjang puluhan tahun pengalamannya mengarungi gelombang politik negara ini, ia paham betul setiap keputusan yang diambil dalam arena politik didasari oleh pertimbangan mendalam. Hal ini pun berlaku pada keputusan Prabowo dan Gibran.
"Ketika melihat keduanya dideklarasikan sebagai pasangan Capres dan Cawapres, gambaran yang muncul di benak saya adalah simbiosis antara kebijaksanaan dan energi baru yang terpadu dengan sempurna," ujarnya.
Luhut pun menilai, Indonesia bukan hanya kaya dari sumber daya alam nya saja, melainkan juga dari potensi besar generasinya. Oleh sebab itu, dibutuhkan sinergi antara kebijaksanaan dari pengalaman dan inovasi generasi muda.
"Masih terekam dalam ingatan saya bagaimana dahulu Pak Jokowi memasuki percaturan politik Indonesia. Diremehkan berbagai pihak ketika maju sebagai kontestan, namun menjelma menjadi salah satu tokoh yang sangat diperhitungkan," tambahnya, mengutip CNBc Indonesia.
Menurut Luhut, memenangkan dua kali pemilihan Presiden di Indonesia tidaklah sederhana, apalagi masih memiliki 80% lebih "approval rate" di setahun terakhir masa jabatannya.
Hal ini menjadi bukti betapa rakyat sangat mendukung berbagai program yang dikerjakan Presiden serta melihat Jokowi sebagai pemimpin yang tak tergantikan di Indonesia.
"Maka saya melihat, keraguan yang muncul saat ini di pikiran banyak orang terhadap keputusan Pak Prabowo memilih Mas Gibran adalah hal yang dapat dipahami. Namun, kita harus selalu mengingat bahwa setiap langkah yang diambil oleh keduanya, saya yakini memiliki niat tulus untuk mewujudkan visi Indonesia Maju.
Selanjutnya, Luhut menyatakan bahwa dalam sejarah Indonesia, persatuan dan kerja sama telah terbukti sebagai faktor kunci dalam kemajuan bangsa ini.
Ia melihat pasangan Prabowo-Gibran sebagai lambang harapan bagi kemajuan Indonesia, sebagai hasil dari sinergi antara persatuan dan percepatan dalam rangka melanjutkan pembangunan berkelanjutan yang tengah disiapkan saat ini.
Luhut ingin menegaskan betapa pentingnya semangat rekonsiliasi yang telah ditunjukkan oleh Pak Jokowi dan Pak Prabowo.
Dia berharap agar kita tidak mengulangi perpecahan masyarakat seperti yang terjadi dalam beberapa Pemilihan Umum sebelumnya.
"Saya ingin menekankan pentingnya semangat rekonsiliasi yang telah dicontohkan oleh Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Kita tentu tidak ingin kembali melihat terbelahnya masyarakat seperti di beberapa Pemilu lalu," katanya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]