Pukul 17.25 WIB, Falcon 1 terlibat dalam manuver udara jarak dekat dengan dua pesawat F/A-18 Hornet yang sempat mengambil posisi menyerang sehingga menempatkan Falcon 1 dalam ancaman langsung.
Falcon 2 yang berada dalam posisi pendukung segera melakukan rocking the wing, sebuah sinyal penerbangan damai, sementara Falcon 1 menjalin kontak suara di frekuensi UHF 243.0 dengan jet tempur AS.
Baca Juga:
Malfungsi di Langit Iran, Jet Tempur Israel Hampir Mendarat Darurat
Dari komunikasi tersebut diketahui bahwa mereka merupakan bagian dari satuan tempur US Navy yang beroperasi bersama beberapa kapal perang di sekitar perairan Indonesia.
Para penerbang AS mengklaim telah mengantongi izin melintas, sementara Falcon 1 menjelaskan bahwa mereka hanya sedang berpatroli dan melakukan identifikasi.
Setelah itu, pesawat-pesawat F-18 tersebut menjauh dan tidak lagi menampilkan sikap agresif terhadap pesawat TNI AU.
Baca Juga:
AS Ogah Jual Jet Tempur Siluman F-35 ke Negara Muslim Termasuk Indonesia, Ini Alasannya
Kepala Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) saat itu, Marsekal Muda Wresniwiro, menyatakan bahwa kelima pesawat F-18 Hornet tidak pernah menjalin kontak komunikasi resmi saat melintas di wilayah udara Indonesia.
Pesawat-pesawat tempur AS itu lepas landas dari kapal induk yang tengah berlayar di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) bersama sejumlah kapal perang.
Pemerintah Indonesia akhirnya melayangkan protes keras kepada Amerika Serikat melalui Kementerian Kehakiman dan HAM karena menganggap manuver udara itu melanggar kedaulatan nasional.