WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jejak digital Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel kembali menghantam dirinya sendiri setelah terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Padahal, Noel dikenal sebagai sosok yang kerap beretorika menolak praktik suap dan korupsi.
Baca Juga:
Peringatan Prabowo Kembali Menggema Setelah OTT Wamenaker di Jakarta
Noel ditangkap dalam operasi senyap KPK pada Rabu malam (20/8/2025) hingga Kamis dini hari (21/8/2025).
Ia diringkus karena dugaan pemerasan terhadap sejumlah perusahaan terkait sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bersama 13 orang lainnya.
Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto menyebut jumlah uang yang diduga dikorupsi Noel bernilai fantastis karena telah berlangsung lama.
Baca Juga:
Kasus OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer KPK Tangkap 14 Orang
“Sudah berlangsung lama jadi cukup besar,” katanya, Kamis (21/8/2025).
Barang bukti yang disita pun mengejutkan, mulai dari puluhan kendaraan mewah seperti motor Ducati hingga mobil sport Nissan GT-R.
Lembaga antirasuah akan mengumumkan status hukum Noel pada Jumat siang (22/8/2025), apakah ia bakal ditetapkan sebagai tersangka atau tidak.
Terlepas dari kasus ini, Noel merupakan sosok yang tidak pernah jauh dari sorotan publik karena sejumlah sikap dan tindakannya yang kontroversial.
Pada awal 2025, ketika media sosial diramaikan tagar #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu yang mencerminkan kekecewaan masyarakat, Noel justru melontarkan komentar sinis dengan mengatakan, “Mau kabur, kabur saja. Kalau perlu jangan balik lagi,” yang kemudian menuai kecaman luas.
Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada Kamis (19/12/2024), Noel juga mengeluarkan pernyataan yang dianggap tidak pantas ketika PT Sritex berada di ambang kepailitan dan ribuan pekerja terancam kehilangan pekerjaan, dengan mengatakan, “Mumet juga gua soal Sritex.”
Lebih jauh ke belakang, pada 2022 Noel mengejutkan publik karena hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan terorisme Munarman, eks Sekretaris Umum FPI, sebuah langkah yang memicu kontroversi dan bahkan disebut-sebut sebagai alasan pencopotannya dari jabatan Komisaris Utama PT Mega Eltra.
Tahun 2024, Noel kembali memantik perhatian ketika ia melaporkan Dosen UNJ Ubedilah Badrun yang melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke KPK terkait dugaan pencucian uang, dengan dalih Ubedilah telah menuding tanpa dasar keluarga Presiden Joko Widodo.
Ironisnya, sejak menjabat Wamenaker Noel sering tampil lantang menegaskan dirinya menolak segala bentuk suap, bahkan pernah mengatakan banyak perusahaan mencoba menyuapnya dengan nilai miliaran rupiah, namun ia selalu menolak.
“Saya tidak minta duit, lantas juga tidak mau meras dan sebagainya. Ini kadang-kadang ada perusahaan salah, cingcay minta duit, akhirnya pengusaha muak,” katanya kala itu.
“Kalau yang nawarin (suap) banyak, tapi gua gak mau, gua harus menjaga integritas gua. Angkanya lumayan, bisa sejahtera untuk berapa tahun lah. Yang jelas miliaran, gak mungkin kecil,” tambah Noel yang kini juga tercatat sebagai politikus Partai Gerindra.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]