Karena tak
punya pegangan spiritual, mereka cenderung berfoya-foya dan berfoya-foya demi
kepentingan berfoya-foya itu sendiri.
Kita dapat
menduga bahwa para tokoh politik kita, khususnya yang kelas berat, bukanlah
orang-orang yang miskin harta.
Baca Juga:
Kejati Bengkulu Geledah Rumah 9 Koruptor Batubara Rp500 Miliar: Barang dan Sertifikat Berharga Disita.
Mereka bukan
hanya sekadar hidup berkecukupan, melainkan lebih dari itu.
Dari mana
mereka memperoleh harta, kita tak tahu pasti, tetapi kira-kira karena mereka
punya kesempatan mencari harta, baik halal maupun yang kehalalannya diragukan.
Ini pulalah
yang terjadi kepada orang-orang kaya, khususnya orang-orang kaya baru selepas
Perang Dunia I.
Baca Juga:
KPK Dukung Penyitaan Aset Koruptor, tapi Tak Sejalan dengan Prabowo soal Keluarga
Karena itu,
waktu itu ada istilah bootlegging.
Makna harfiah bootlegging adalah menyembunyikan barang, khususnya barang tak halal, ke dalam sepatu boot.
Dengan
demikian, ketika berjalan, termasuk waktu dia melewati batas negara, para
petugas tak menaruh curiga.