WahanaNews.co | Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti langkah Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memutasi Irjen Nico Afinta, yang sebelumnya menjabat Kapolda Jawa Timur, menjadi Staf Ahli Sosial Budaya (Sahlisosbud) Polri.
Irjen Nico dicopot dari jabatannya buntut tragedi Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 131 orang meninggal dunia pada Sabtu (1/10/2022).
Baca Juga:
Soal Sugeng IPW Laporkan Ganjar ke KPK, Ini Respons Mahfud MD
Ketua Presidium IPW, Sugeng Teguh Santoso, mengatakan, penunjukkan Irjen Nico oleh Kapolri itu dinilai tak masuk akal.
"IPW belum melihat satu kejelasan dasar dari dimutasinya Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta, menjadi Staf Ahli bidang Sosial Budaya Kapolri," kata Sugeng kepada wartawan, Senin (10/10/2022) malam.
Menurut Sugeng, bila dikaitkan dengan tragedi Kanjuruhan, IPW belum melihat satu tindakan guna meminta pertanggungjawaban kepada Irjen Nico Afinta.
Baca Juga:
Bantah Kasus Gratifikasi Ganjar Bernuasa Politis, KPK: Bukan soal Merah atau Hijau
"Mutasi ini, walaupun ditutup dinyatakan sebagai satu tour of duty atau sebagai suatu penyegaran dalam kinerja organisasi, IPW tetap melihat sebagai satu akibat dari tragedi Kanjuruhan," ujar Sugeng.
Di sisi lain, lanjut dia, IPW belum melihat adanya satu bentuk pertanggungjawaban langsung kepada Nico Afinta, apakah ada perintah kepada personel untuk menembak gas airmata dalam tragedi Kanjuruhan itu atau hal lainnya.
"Apakah ada perintah yang dapat dimaknai sebagai suatu peristiwa untuk berbuat atau tidak yang melanggar prosedur melepaskan gas airmata di Stadion Kanjuruhan," kata Sugeng.
Pasalnya, kata Sugeng, pasukan Brimob dari Polda Jatim, maupun Polres-Polres lain yang disebut di bawah kendali operasi Kapolres Malang, tidak terbukti memerintahkan penembakan gas airmata.
Kendati demikian, tugas Irjen Teddy Minahasa Putra, yang ditunjuk sebagai Kapolda Jatim yang baru, agar belajar dari tragedi Kanjuruhan.
Menurut dia, hal yang perlu dibenahi adalah peningkatan profesionalisme anggota Brimob secara khusus atau anggota kepolisian secara umum yang berada di lapangan.
Sugeng menegaskan, peningkatan profesionalisme penting sebagai suatu bentuk pembinaan karier dan pengawasan.
Tragedi Kanjuruhan, kata dia, disebabkan oleh profesionalisme yang rendah anggota kepolisian.
"Tragedi Kanjuruhan menunjukkan bahwa profesionalisme yang rendah mengakibatkan anggota di bawah melalukan tindakan kesalahan prosedur," pungkas Sugeng.
Kapolri sendiri menunjuk Irjen Teddy Minahasa Putra sebagai Kapolda Jatim.
Irjen Teddy sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.
Hal itu tertuang dalam dalam Surat Telegram Rahasia (STR) yang tersebar di grup awak media dengan Nomor: ST/2134/X/KEP tertanggal 10 Oktober 2022.
Sementara itu, jabatan Kapolda Sumatera Barat bakal diisi oleh Irjen Rusdi Hartono, yang sebelumnya menjabat sebagai Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri. [gun]