WahanaNews.co | Penerbang pesawat tempur T-50i Golden Eagle, Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi dilaporkan sempat menyebut kode: Blind...! saat melakukan kontak radio terakhir.
Kontak terakhir dari Lettu Allan tercatat pada pukul 19.07 WIB. Tak lama setelah Lettu Alan mengirim kode "blind" tersebut, petugas lalu lintas udara di Lanud Iswahjudi tak bisa lagi mengontak sang pilot.
Baca Juga:
Bulog Bantu Alsintan untuk Tingkatkan Produktivitas Petani Tebu di Blora
Pesawat bernomor ekor TT-5009 itu tercatat lepas landas dari Lanud Iswahjudi Magetan pada pukul 18.24 WIB. Malam itu, penerbang Allan tengah menunaikan misi "Night Tactical Intercept" atau latihan terbang malam.
Saat itu, pesawat hendak kembali ke lanud.
Tak ada kontak lagi dari Lettu Allan, TNI AU mendapat info dari Kepolisian di Blora tentang adanya pesawat jatuh. Laporan tersebut masuk sekitar pukul 19.30 WIB hingga 20.00 WIB.
Baca Juga:
Relawan Klaim Kemenangan Arief Rohman-Sri Setyorini Bakal Diatas 60 Persen
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan kode blind yang dikirim Lettu Allan maksudnya adalah lost contact dan tidak bisa melihat pesawat leader.
Pada Senin malam itu, misi latihan terbang malam yang dijalani Lettu Allan melibatkan dua unit pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle dengan satu pesawat lainnya sebagai leader.
Kadispen TNI AU menyatakan belum mengetahui penyebab jatuhnya pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle itu.
Selasa esok, kemarin, puing pesawat ditemukan warga jatuh di area perbukitan dan kawasan hutan Perhutani di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Lokasi jatuhnya pesawat berjarak 17 mil dari Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Magetan, Jawa Timur. Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi, gugur dalam tugas.
Guna menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tempur buatan Korea Selatan itu, TNI AU telah membentuk Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU).
Proses evakuasi pilot dan puing pesawat menghadapi kendala. Lokasi jatuhnya pesawat berada di area perbukitan dan hutan yang tidak bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat.
Tim evakuasi akhirnya harus berjalan kaki hingga beberapa jam lamanya untuk sampai di lokasi jatuhnya pesawat setelah pos pemberhentian terakhir yang bisa dilalui kendaraan roda empat.
Jenazah Lettu Pnb Allan disemayamkan di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Magetan. Sang istri, Dianka Fisrta, bersama para kerabat lainnya tak kuasa membendung tangis melepas kepergian penerbang tersebut.
Sesuai keinginan keluarga, jenazah penerbang Lettu Pnb Allan dimakamkan di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Jenazah perwira tersebut diterbangkan ke Bekasi setelah disemayamkan dan dishalatkan di Skadron Udara 15 serta dilepas dengan upacara kemiliteran yang dipimpin Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI M. Untung Suropati. [qnt]