Hal ini karena proses pendaftaran pemilu sudah dimulai pada pertengahan 2023.
Selain itu, lanjut Hanta, ketika tahapan pendaftaran sudah mulai, semua akan menjadi pusat perhatian hingga tibanya hari pemilihan.
Baca Juga:
Jokowi Segera Susun Tim Transisi Pemerintahan jika Diminta Prabowo-Gibran
Sementara itu, Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, menuturkan, tantangan bagi tokoh yang ingin maju di ajang pilpres ialah untuk mencari strategi yang pas untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas.
Hal pertama yang penting dikejar dan dijaga adalah popularitas dan elektabilitas tinggi.
Hal kedua adalah menyangkut dukungan parpol.
Baca Juga:
Tak Hadiri Acara Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Telat Baca Undangan
”Apa pun kan untuk maju nanti (calon) pasti butuh partai politik. Dan, ukuran parpolnya adalah parpol hasil Pemilu 2019. Dengan demikian, sudah jelas partai mana yang bisa mencalonkan. Tiga partai papan atas, PDI-P, Gerindra, dan Golkar, adalah tiga partai yang nanti akan menentukan sebenarnya seperti apa komposisi pasangan capres-cawapres,” kata Ari.
Sekarang partai papan tengah dan bawah mulai memanggil capres dan cawapres sebagai bagian dari penjajakan; baik oleh partai maupun capres dan cawapres potensial untuk mencari perahu politik.
”Tetapi, penentunya tetap tiga partai tersebut. Bagaimana gerak politik PDI-P, Gerindra, dan Golkar? Partai lain akan mengikuti,” ujar Ari.