”Penting untuk mengelola komunikasi dengan publik dan media sehingga, paling tidak, mereka tak sampai putus di media dan media sosial. Tentu tim sukses yang secara informal sudah dibentuk, pasti diam-diam sudah mempersiapkan strategi pasca-2022 dan 2023. Dengan demikian, sebelum pencapresan definitif, mereka tetap mengelola panggung politik,” ujar Ari.
Baca Juga:
Sukses Cetak Hattrick dalam Kontestasi Pilpres, Martabat Siap Kawal Agenda Keberlanjutan
Isu Utang, Kemiskinan, dan Pengangguran
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, menuturkan, isu terkait ekonomi diperkirakan akan banyak diangkat para kandidat ataupun partai politik di tahun politik 2022.
Isu dimaksud terutama menyangkut utang serta penciptaan lapangan kerja demi menekan tingkat pengangguran dan kemiskinan di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Ini Pesan Jokowi ke Prabowo-Gibran
”Meskipun penanganan pandemi sudah membaik dan diprediksikan prospek di 2021 lebih baik, artinya ekonomi lebih tinggi dan diharapkan terus begitu ke depannya, kemungkinan ada tiga titik kritis. Pertama, ekonomi membaik, tetapi meninggalkan warisan utang,” kata Faisal.
Walaupun hal ini terjadi juga di banyak negara, Faisal menuturkan, beberapa lembaga internasional menyoroti Indonesia termasuk ke dalam negara-negara yang rentan karena tingginya tingkat utang, terutama utang luar negeri.
Utang ini pun bukan semata utang pemerintah, melainkan juga utang swasta.